Posts

Showing posts from 2023

aku dan kuat

Image
  betapapun keras membenturkan diri, pada dinding-dinding kokoh yang kau buat. kekuatanku tak memadai. begitupun kau cepat dalam menyimpulkan diriku, yang menjadi sosok asing pada cerita orang lain yang baru kau kenal. dogma yang kau yakini mampu menghapusku, dalam ingatan itu. kita adalah asing yang kau ciptakan. seolah hidup dan perjalanan berlalu begitu saja, ku tapaki kakiku pada langkah-langkah baru dalam upaya menyembuhkan. tak jua bergeming, tak jua mereda. aku hanya beralih pada kisah selanjutnya, perjalanan yang lebih berat. kekhawatiran yang lebih tumpang tindih. doaku selalu sama pada pemilik langit, tentang masa selanjutnya yang aku pun tak tahu. yang jelas, sedang ku usahakan, sedang ku upayakan. semampuku, sebisaku. dengan lengan-lengan kecil yang terus membawaku berjalan. pada yang entah apa, pada yang aku pun tak tahu. waktu dapat menyembuhkan, seberapa luka memar yang memerah pada diri. yang kau pun tak pernah menoleh. kau berlari begitu cepat, dan aku terus mengejar.

Kelam malam

Image
Bolehkah aku bercerita tentang ketakutan terbaruku? ya, aku sekarang takut dengan malam. Sebab malam terlalu panjang bagiku. Terlalu gelap dan mengelabui untukku, kini malam hanya terisi bunyi-bunyi sunyi. Suara kipas reot dan ketukan jemari pada mesin tik ini. Begitu mencekam untukku untuk kembali bercerita tentang apapun yang menakutkan, aku rasa aku kalah berkali-kali. Menyemangati diri sendiri untuk tetap bertahan pada kondisi apapun. Terus berjalan pada langkah-langkah peluh penuh darah. Menikam jantungku berkali-kali. Kini malam bagiku hanya bunyi arloji ke kanan, memutar habis waktu. detak demi detik berlalu begitu saja, sepi yang mengunci ingatan sesekali. sering aku membulatkan tekat untuk menghampiri malam, lalu kembali dengan wajah lesu yang menguras tenaga. aku hanya perlu cerita beberapa kali, tentang kayuh sepeda yang kehilangan pengendara. tentang sampan yang kehilangan dayungnya. tentang bangku taman yang kehilangan makna tajam setiap aku menghampirinya.  Aku habiskan d

Lesap Tala

Image
  seperti; hujan kemarin yang badai tak ada hentinya, aku diguyur terus menerus. hingga gugur dan kantuk tak jua datang. bercemin pada kaca-kaca samar. menapaki tiap takdir yang tak ada berhentinya menuntaskan. mimpi-mimpi yang berkelu pada lelahnya menahan beban. ranting-ranting yang patah pada semusim penghujan. kapan hujan ini berhenti? pertanyaan yang selalu datang tiap malam. sampai kembali terang tak jua ditemukan. musnahkah semua mimpi-mimpi yang terabaikan? sudikah kau menemani hingga bunga ditaman kembali bermekar? mewarnai tiap masing kelopaknya sudah terbiasa menghadapi penghujan membuat kita sadar dan tumbuh. bolehkah sesekali sengguk pada payah dan letih untuk anak laki-laki yang penuh tanggung. bermurung dan rebahkan lelah pada pundak sekuat itu. merasa sendirian saat godam memukul begitu keras, dibenturkan ke atas dan ke bawah. sempat berpikir untuk berhenti saja, pada perjalanan. secepat itu juga tersadarkan, bahwa ini hanya kelelahan. lengan dan lengan mengulurkan, mem

penyesuaian; semua orang pernah terusir

Image
berbahagialah seseorang yang mencintai dengan gerimis, sebab deras membuat kita cepat berhenti. laut dan ombaknya, satu dari sekian jejak kaki dihilangkan. pada pasir tepian yang kita pun tidak saling menulis masing-masing kita. sedikit demi sedikit, rindu luruh bersama deras hujan dijalan. ditengah proses panjang penuh liku, ditinggalkan. di diamkan, saat lengan dan kaki tak dapat menentukan. menunduk yang tak mampu tampaki wajah murung. sesekali menoleh tuk memastikan seberapa jauh kita meninggalkan. beberapa orang menanyakan, apakah aku baik-baik saja. "iya, aku baik-baik. everything gonna be okay." semua harus kembali berjalan, setelah berhenti cukup lama.  semua orang pernah terusir pada cinta yang penuh, entah waktu yang berjalan cepat. atau kita yang terlambat mengingatkan untuk berhenti. pelajaran-pelajaran yang berlalu kita bayar tuntas dengan luka. kita tidak boleh lupa. ku beri waktuku, tenagaku, usahaku, doa bahkan diriku sendiri pada orang yang mahir bersembunyi.

tahap pencarian; musim yang tak lagi penghujan

Image
sehangat kasih ibu, pada lengan-lengan kecil kita yang sabar dan jadi kuat. pada jam dan hari yang rapuh sendiri. tadi malam dan malam selanjutnya, aku mencari-cari umpama. dan aku hanya menemukan aku sebagai aku, rindu yang bertubuh, suatu keterbatasan. karena segenap hati sudah dipertaruhkan, untuk pulang pada palungmu. kita punya luka, dan kita dipertemukan tuk saling merawat. cinta adalah luka, hari ini dan seterusnya penuh luka. kita hanya perlu terbiasa dan senantiasa.  bersama-sama kita telah persiapkan hari tuk pergi, melepas dan penuh keberanian. melepas genggam masing-masing tangan -- kau selamat. aku biru yang kerdil menapaki rindu yang gerimis. memandang langkah kehilangan, melapangkan dada dengan penuh luas. adakah gelombang baru dalam kepalamu? ataukah hanya gelap pada lautan paling dalam, di dadamu. aku adalah nelayan yang mencari sampan terdahulu, mencari cerca dan circa penuh tanya. masihkah aku bertahta megah? masihkah aku bertegar gagah? saat bersama hanya bersimpul

Pra opera; babak baru

Image
  tak ada perjalanan yang melelahkan, bak sebuah opera dalam pertunjukkan yang dipertontonkan. kita adalah pemeran dalam berjalan. menjadi baik, menjadi patah, menjadi yang mungkin apapun. setelah melewati peran-peran sebelum itu, kita seperti berjanji tuk tidak saling mengingat sebelum itu. adakah perjalanan yang penuh senang dan bunga? ditaburkan segala lelah yang mengering di dahi para penari, dan lakon. selepas hilang-hilang pengunjung riuh ditengah adegan yang tidak terbayangkan. aku adalah pemeran gelap disebuah opera tersebut, menjadi yang bukan diriku. gemerlap yang sementara, kemudian kembali menyendiri. mempertunjukkan bahagia yang tanpa akhir dihadapan tepuk tangan dan bangku hadapan. ketika itu juga, aku termangu pada sebuah roda yang terus berputar. menentukan pilihan antar kehilangan, aku membenci hari ini dan seterusnya. bahwa kehidupan adalah tentang satu ketuk atau dua ketuk yang saling beriringan. memberi lebih banyak, dan menerima secukupnya. bawa aku pulang pada tak

pertunjukkan opera ; binar mata yang hilang

Image
  padam semua lampu, merefleksi diri. kegelapan yang ku rasa akan segera terang. si paling terlihat tenang, mulai menampakkan wajah muram. kau tau apa yang mampu menenggelamkan selain luasan lautan? ya, matanya yang penuh binar. kini sudah berpaling pada peluk tubuh baru yang berada di selatan kota. kini cerita kehilangan pemerannya, latar belakang dan lakon dalam pertunjukkan kehilangan maknanya. sebuah pertunjukkan yang tak layak di pertontonkan. kau tau apa yang aku takutkan? kehilangan selanjutnya pada cerita berikutnya. langkahku sejauh kota, rinduku laut yang tak kunjung surut. aku dengan mataku yang menemani terjaga hingga usai perjalanan, sampai tampak lagi sosok pemeran pembantu dalam sebuah opera. tuk sekadar menemani hingga selesai acara. datanglah, sini pada dekap yang membiru. haru. ceritakan segala rahasia yang kau sembunyikan di pundakmu, ungkaplah padaku dengan suara atau tatapan mata. jelaskanlah betapa penuh lemari dikepalamu.  tak apa, aku hanya kehilangan binar. sua

pertunjukan dimulai; pada suatu waktu aku belajar merelakan

Image
  kemampuan melupakan, saat opera dan pemain nya terpaksa diberhentikan pada sebuah pertunjukkan. mereka melepas genggaman. pada keputusan terbaik, yang kita sebut itu adalah akhir pertemuan. biar, riuh penonton dan pengunjung bertepuk tangan. pada kekalahan masing-masing kita. aku merelakan sepenuhnya. kepergian yang akupun tak tahu harus bersikap apa dan bagaimana. arah yang ku rasa laju perlahan berlawanan. mencari jalan lain, membuka yang nyatanya tak semudah itu. biarlah, rinduku tersimpan rapih pada bajumu yang merindukan peluk kita. asa yang ku taruh pada pundakmu yang sekuat itu dalam mempertaruhkan. aku dan sepasang lelah, aku dan perjalanan panjang. aku dan kalah. aku dan kabar buruk. sudah pada pertemuan terakhir yang aku pun merindukan, kau melontar kata yang aku pun tak bisa hiraukan. kata yang dalam dadaku tak harapkan. bahwa tak akan ada pertemuan selanjutnya. pikirku yang terus meracau sepanjang jalan, apakah salah besar yang telah aku lakukan. hingga rinduku ditelantar

cinta; dan bentuk kalah lainnya

Image
  ada cinta yang kalah ditengah perjalanan, penuh makian dan serapah. adalah kita yang rasanya mustahil jika dipaksa bersama, aku tak begitu punya banyak keberanian untuk mencarimu, dan kau tidak punya alasan tuk kembali menemukanku. kelak, satu dari sekian penyesalan hadir dalam kepalamu atau dari kepalaku. tentang seberapa jauh berjalan dan kembali menemukan. tentang hal-hal kecil yang tidak pernah kita rindukan. kau bahkan tak memastikan aku baik-baik atau tidak, kau bahkan begitu abai dalam menentukan tanda, aku kira aku akan selalu merindukan setiap jalan yang kita lalui. tapi aku berjanji tidak akan ingin mengulang, betapa cinta di sia-siakan. ditinggalkan ditengah jalan adakah yang lebih berbahaya dari seseorang yang berhasil merawat lukanya sendiri hingga sembuh? seorang demi seorang hadir tuk mengisi, memastikan diri ini layak tuk kembali utuh. atas keretakan-keretakan masa lalu, atas kepayahan pencipta bahagia. berdiri pada gelap yang nyatanya semu. Aku rasa aku tidak gagal d

Mampus kau dikoyak-koyak sepi

Image
  rindu dengan segala jenis bunyinya. kalut dengan segala jenis bahagianya, yang aku bingungkan sampai sekarang. betapa hati terjaga sebegitunya, mampu kau patahkan sebegininya. sepi yang semakin mengkerdil dalam kepala. sepi yang diciptakan olehku. dalam kelam dan selimut yang ku sebut itu malam. sepi semakin mengoyak-oyak pikiran. semakin dalam, semakin membuatku tersadar bahwa kehilangan baru saja terjadi. ini kehilangan dari beberapa kehilangan sebelumnya. akan segera terlewatkan kehilangan-kehilangan berikutnya, aku yang terbentuk dari barat malam yang menghitam, yang selanjutnya akan tenggelam merangkul asa pada titik-titik bahagia, cipta yang ku rasa percuma. tentang kekuatan yang semakin getir dan membiru. kekuatan dan ketakutan menjadi saru, saat pagi kembali mengetuk kedua mata yang sengaja terpejam. pada ketidakadaan semangat dan penghargaan, tentang hari sebelum itu yang mempertontonkan kekuatan. atas punggung-punggung yang menumpang pada punggung sekecil ini. menunjukkan s

Kau bilang kau rumah.

Image
  sebut apapun yang kau ingin untukku, seringkali bergumam tentang malam yang menyusuri lampu jalan. beranjak pada tempat-tempat terteduh yang menghangatkan. kita berjarak begitu jauh, tak apa. kau tak inginkanku, aku terlantar pada teras-teras emperan sebrang. terbentuk begitu menyakitkan, terhempas begitu kau hirup nyala kehidupan. rumah yang kosong, segala yang ramah berlalu marah. sejenak melupakan, rehat pada ketidakramahan kekosongan. kau bukan lagi rumah tuk aku tinggal. tunggal yang nyatanya hanya sebatas utaian. kepergian yang mungkin tak akan lagi menoleh ku sebut kau rumah yang tak lagi ramah dan penuh merah. aku tak tahu apa yang salah, mungkin tentang caraku bicara. atau mungkin caraku mengeja nama. bahagia yang tercipta pada sebilah belati yang nantinya saling menusuk hingga usuk. rona yang tak lagi terjaga pada nada tinggi atau rendah. banal yang mungkin tak mampu kau terima, dada yang bergemuruh pada patah dan patah. ini tentang rumah yang kita usahakan, dan kau yang ta

Lalu, apa?

Image
mengenai langkah kaki pergi pedusi, berapa banyak kalimat dan buku yang habis ku lumat. tentang ikhlas dan kerelaan, tak semua mampu diterima. saat kejap ku mengingat segala tentang kita, aku juga mengingat betapa cinta ditinggalkan begitu saja ditengah jalan. Sudikah kembali merindukan seseorang yang begitu menyakitkan? tak apa, kelak semua terasa begitu saja berlalu. hingga luka begitu dekat dengan nadi, saat nada dilantunkan pada titik mustahil penciptanya. begitu semua berlalu, aku tak ingin kembali. Pada masa-masa terpayah ini, begitu dingin. kadang hangatnya memeras kepala. kadang manisnya merenggut segala. biarkan saja, cinta dan rindu itu menggigil di terpa badainya. hari-hari kemarin, tentang segala yang pergi. tentang sebuah kerelaan, tentang bahagia yang tertunda. Biarkan, sampai cerita ini berakhir tanpa kisah. Kota yang kehilangan maknanya. lalu lalang yang kehilangan segala isinya. Nyatanya, semesta tak mendukung bahagia tuk segalanya.  Kita pernah bercerita tentang ini i

Tak apa, kau mampu

Image
  kau mampu membuat cerita, yang kurasa salah akan ada dibagianku. dalam mempertahankan. kau mampu melakukan itu, aku tau itu. Tak apa, kau mampu. Segala cemas yang memelas, segala marah yang membara. segala ketakutan, pilu yang begitu membiru. pertanyaan tentang apakah sudah lupa. beri tahu aku cara tuk kembali membuka pertahanan mengenaimu. semenjak kehilanganmu, betapun banyak yang ingin masuk ke kehidupanku. orang lama yang ku rasa sangat jauh, tiba-tiba menanyakan kabarku. hanya sekadar mencari tahu, atau sekadar singgah tuk kembali pergi. hatiku tak semudah itu tuk kembali sembuh. hatiku tak semudah itu tuk mampu menerima kepergian yang tanpa permisi caramu meninggalkan ku membuatku tersadar, bahwa kehilangan adalah hal termutlak yang pasti akan terjadi pada lelaki yang tengah berproses. kesabaran atas tuntutan kewarasan menjadi seseorang yang mungkin tak kau ingin. ku izinkanmu tuk pergi sejauh-jauhnya. biarkan kebahagianku ku letakkan diatas kepalamu. aku merasa tak pernah di c

Putar Ulang

Image
Aku hanya sedang belajar merelakan dan mengikhlaskan, Pertanyaan tentang seberapa serius menjalani hubungan, seberapa banyak kekuatan tuk mampu hadapi. Aku hanya sedang penuh rentan dan kekhawatiran. Aku tidak menyalahkan, kau yang tak menguatkan.  Aku hanya penuh keraguan, ketika aku berpikir bahkan dimasa aku tak mampu capai apapun. Apakah kau akan tetap disampingku? Tuk lewati semua gelap yang aku pun ada disitu Masa-masa yang tak pernah ku bayangkan. Kau menyalahkan mengenai jawabanku atas pertanyaan yang harusnya kau sudah punya jawabannya. Perihal hari depan, yang kita pun tak bisa menerka. Kau menyalahkan, atas jawaban yang kita nyatanya mampu bertahan. Aku tersadar tidak perlu ada aku. Kau mampu lewati semua godam, tidak perlu ada aku, dalammu gapai semua mimpi itu, tidak perlu ada aku, dalam segala apa yang kamu lakukan. Tidak perlu ada kita, untukmu tetap baik-baik saja. Ya “berjuang pada seseorang yang tetap baik-baik saja ketika kehilanganmu ; adalah kenyataan terpahit”. Ki

Langkah kaki, pelari

Image
  entah luka sedalam apa yang harus kembali ku terima,  langkahku mati rasa, tak siap tuk kembali jatuh dan cinta. aku hanya ingin sendiri selamanya, kurasa meraka yang datang hanya tuk sekedar singgah lalu pergi. sekadar menemani hingga kembali tenggelam. semacam pelarian, semacam pelampiasan. biarkan langkah kita saling membelakangi pundak, kita saling menjauh. kau dengan mimpimu. aku dengan kalahku ku percepat langkahku menuju hilang, agar segala sakit yang memabukkan. terasa hilang dan lenyap. segala kecewa yang mendekat, segera padam. aku ingin lari dari segala sedu sedan. melihatmu tetap baik-baik saja ketika kita hilang, aku merasa ya seharusnya aku pergi sejak lama. meniadakan apa-apa. tidak mengusahakan segala perjumpaan, tidak memperjuangkan seberapa kuat pertahanan, hilang pada tiap akhir pekan.  pada tiap langkah yang basah, luka yang merah. tidak akan ada satu pun bahagia yang tersisa dan terasa. betapapun hadirku hanya pengisi hari kosongmu, penghibur segala dukamu, sebag

Selepas Kepergian

Image
  tanganmu terlalu besar hingga harapanku yang kau kira kecil terasa diluar nalar, bagi tanganku yang mungil masih saja aku merindukan perjumpaan kita di sela pekan, berbincang tentang apapun yang menyakitkan. saling menguatkan, saling tak ingin melepas genggaman. saling mengingatkan, bahwa hari depan akan terasa ringan jika kita hadapi beriringan. kita sekarang terasa jauh, Ya, aku sudah belajar merelakan dan belajar membencimu dengan melihatmu dengan persepsi yang tidak menyakitkan. segala mimpi bagai terhempas angin. Ya, aku sadar tak mampu membahagiakan begitu penuh. hingga patah sayap dan segala semangat perjalananku hanya terisi olehmu, tak aku salahkan segala nama. selepas kehilangan, aku berusaha melihat sendiri. Betapa payah, betapa patah, betapa kalah. Lelaki dengan segala kurang, yang mampu diterima olehmu. Kekalahanku hari ini adalah bagian dari kisah yang kita ciptakan, betapa cinta ialah seni mematahkan hatimu sendiri. Selepas kehilangan, aku berusaha mengeja segala nama

Tentangmu, sudah ku beri titik

Image
  pada kepergian terbaik, Tentangmu, sudah ku beri titik. sebagian dariku pernah begitu dasyat mencintaimu, sebagian lainnya larut bersama pilu. gagal yang begitu gigil mencari peluk yang hilang pada derasnya rintik hujan. namun kau sedia payung, tuk menerjemahkan setiap jatuhnya. lengan yang siap memegangimu kala jalan terasa tak terlihat. Sungguh jangan pernah kembali, semua yang retak tak mampu lagi berdetak.  sungguh, aku tak ingin cinta begitu sia-sia. pecah bak sebuah balon pada acara pelepasan. sungguh, melupakanmu adalah caraku melawan ketakutan. sebab, masih tersisa rengkuh jemarimu. Pada kepala yang penuh riuh rindu. menyebut namamu pada sela lepas tertawa. sunyi yang bersuara paling dekat, ketika ku rasa ragaku jauh pada peluk erat.  semoga pada saat kau memejam, kau mampu merasakan bahagia seutuhnya. ketika kekalutan bagai masa yang tiap malam menganggu pikiran. Rayakanlah kepergian, dengan apapun. dengan siapapun. hujan yang tiap malam turun, padanya aku titipkan doa-doa y

Aku dan Badaiku

Image
Semoga kau tumbuh dengan baik, Aku sedang proses pemulihan, menata kembali apapun yang perlu dibenahi. Satu-persatu, seperti katamu waktu itu. aku dengan segala kerumitan masalah yang tak kunjung henti. diterpa badai, dan akhirnya aku mampu berdamai dengan badaiku. Berusaha tetap tenang dalam badai. Baik-baik saja yang nyatanya selalu ku usahakan, tidak perlu ada aku kan? Apapun yang membuatmu bahagia, akan ku usahakan. Biarkan pergiku termasuk dalam rencana Tuhan. tuk menemukan bahagiamu pada tempat lain. Pada akhirnya aku memutuskan berhenti, pada apa yang selalu aku upayakan. Aku tidak menyesali apapun pada proses perjalanan. Bertemu dan bertahan denganmu selama itu adalah salah satunya. Maaf atas apa yang terjadi, aku hanya perlu sejenak memperbaiki langkah. Biar luka lebam disembuhkan oleh waktu, terima kasih atas penerimaan diri ini yang penuh kurang, aku bersyukur penah memilikimu sebelumnya. Kita sama-sama gagal dalam bertahan, kita tidak tahu ada apa didepan. Aku rasa aku tida

Taruh

Image
Kekalahan ini mungkin yang akan menuntun menuju baik. Kalimat mengenai sudah, terbayang dikepala. Kau ucap beribu kali, bahwa kita tak mampu bertahan. Pada diam yang kita buat-buat, bisu sepanjang jalan yang kita ciptakan. Rasa hambar yang tak mampu digambarkan. Berjuang pada yang entah apa. Juang yang tak tahu untuk apa. Mengejar segala ingin yang mungkin sudah tidak akan. Bertaruh pada api, bertaruh pada apa yang sejatinya harus terus berjalan. Kesepian ini sudah mampu ku kendalikan. Aku ingin sendiri selamanya, aku rasa aku mampu melawan sepi. hal yang harus direlakan, memang harus direlakan. Mungkin kau lelah untuk tetap bertahan. Aku juga akhirnya sadar, bahwa kau sudah hilang sejak lama. Maafkan segala hal yang memaksa mu untuk tetap tinggal.  Aku rasa kalimat bahwa aku tidak tahu akan bisa, dengan atau tanpamu akan selalu pasi. Karena nyatanya, tanpamu aku adalah hari baik yang selalu ku buat. Segala aktivitas yang tanpa pembakar. kehilangan satu dari sekian hari yang tak akan l

Dan, ini selesai

Image
  Biarpun kita hilang, tak lagi bersama. Berdua, mesra. Waktu kan menyembuhkan ku, berulang dan berkali-kali kau memutuskan untuk pergi keluar rumah. Aku tetap tinggal pada rumah yang kita bangun perlahan. Kita bangun dengan keriuhan yang sepi. aku merapihkan segala isi rumah, menyusun satu demi satu tersusun rapih. Dulu, aku pun berantakan. Tak tahu arah, dan cara bersandar. Kau datang sebagai tamu yang ku pilih untuk tinggal. Seberapa lelah bertahan, seberapa jauh kilometer terbentang atas hari-hari yang kita ciptakan. Aku tetap saja lelaki yang tak kau ingin untuk lebih lama dari yang kita bayangkan.  Dan, ini selesai Hari-hari yang ku pikir akan menatapmu lebih lama, waktu-waktu yang akan ku habiskan berdua. Ternyata hanya sebatas kata, yang kita pun menyerah. Atas masalah yang kita tak jua menemui usai. Biarkan bayangmu mengiringi langkahku pergi, apiku sudah mulai padam. Semangat yang kau patahkan. Untuk menujumu, begitu banyak yang ku hadapi. Aku merasa, tidak pantas dapat bahag

Kau kan menyusul, kan?

Image
  Selamat jalan, cinta yang lama tak ku lupa. Aku pergi duluan, Kau kan menyusul kan? Aku akan baik-baik saja. Menjaga lelahku, merawat rebahku. Hingga payah kedua kakiku melangkah kemana pun arah melajukan ku. Tenang, jangan pikirkanku. Aku bawa matras serta pakaian ganti. Untuk singgah ke beberapa tempat yang mungkin tak akan membuatku lupa. Tapi, akan membuatku tersadar bahwa ini hanyalah kejadian berkala yang mampu kelewati sendiri. Aku hilangkan segalanya, menegur sekaligus mengingatkan. aku lupa bahwa diri ini perlu diajak bicara. hal yang terlewatkan, hal yang melalaikan, mengetuk hatiku yang terdalam. bahwa aku harus beranjak pada keusangan yang menenggelamkan. Ego ini biar ku makan sendiri, tak untuk siapapun. Aku benci hari-hari ini. dengan suara sunyi yang begitu nyaring. Ku pendam rasaku yang sudah mati.  Menatap mata-mata kosong penunggu rumah, ia tak mencintaiku. hanya saja, datang sebagai penambah riuh isi kepala. Mimpi-mimpi yang tertidur, aku bangunkan kembali. Raga ya