Posts

Showing posts from June, 2020

Pagi, Abu-abu.

Image
"Senang melihatmu bahagia, Terus berbahagia setiap harinya ya" Kata lelaki berwajah matahari, kemudian kembali tenggelam. Akankah aku mencapaimu yang menjulang? Dan maukah kau ikut bersamaku yang jurang? Sinar kembali cemerlang, menerangi seisi bumi yang kehilangan binar. Lelaki penuh kesialan menempati dirinya diberanda kosong tak bertuan. Menggambarkan beberapa peristiwa selanjutnya. Kericuhan isi kepala, Adu kata dan kita. Kehilangan beribu kedatangan. Mengais masa lalu yang tercecer diporos-poros semesta. Membuka lagi luka yang tak kunjung sembuh. Mengobatinya kembali. Membasuhnya, merawatnya, hingga luka kembali basah. Samar mata dipagi hari, mengucaknya hingga hilang. kehilangan diri sendiri. mencoba mencari arti dari setiap kejadian. Warna awan yang tak lagi biru, kelabu mendung yang sebentar lagi diguyur hujan. Kemarau yang akan segera berlalu.bertumbuh layaknya benalu. Diabaikan kehidupan, diabadikan yang tak abadi. Kehilangan dirasa pembelajaran. rindu yang bertumpu

Sebuah Kisah

Image
Kisah ini kita mulai saat aku membuka sebuah buku. Lalu menuliskanmu yang tidak akan pernah usai kisahnya. Sebab, otakku bekerja jika sedang terlalu sayu. dan merindukan sesuatu. Aku rasa kamu tidak akan pernah tahu yang aku alami beberapa hari setelah kepergianmu. Aku hanya bisa menenangkan diri dengan berdiskusi dengan diri sendiri. Kau merasa kau baik dan percaya. Aku pun merasa demikian. Menurutku berpisah bukan jalan terbaik untuk memperbaiki. Banyak sekali yang berubah dari diriku. Seperti aku berjanji padamu tiga tahun lalu untuk tetap pada satu wanita. Membuang segala hal yang buruk. Meninggalkan segala hal yang tak layak. Aku melakukannya. Lantas setelah ditinggalkanmu, segala hal buruk memaksaku untuk turut serta. Aku tetap ingat janjiku padamu meski kita sudah tidak bersama. Untuk terus memperbaiki diri. Menjalankan ketetapan sebagaimana kodrat manusia kebanyakan. Aku hanya ingin membahagiakan ibuku, ayahku, kemudian kamu. Sampai aku dienyahkan jauh dari hidupmu. Tidak bisa

Sebuah Sikap

Image
Kita hanya tersisa kata, yang akan binasa dengan waktu. "Kamu hanya tidak akan pernah tahu, seberapa keras perjuangan seseorang untuk hal yang diusahakannya" Kataku, lalu kau pergi memunggungi. Meski sering dideru badai dan hujan, aku akan tetap berjalan. dengan atau tanpa kamu. Pada saat itu, saat kau memutuskan untuk pergi. Aku merasa aku hancur. Terbang bersama desis angin. Menuju entah. Lalu aku berpikir cukup lama, untuk benar-benar merelakan. Aku tidak pernah berpikir kau memiliki seseorang baru. Karena aku percaya. Aku hanya butuh ditenangkan. Kau pun sama. Mungkin akan lebih baik jika aku bertahan pada waktu. Melihatmu lebih bahagia lagi. Mencapai semua mimpimu. Aku akan terus mendoakan dari sini. Semoga kau tidak sedang bersedih, karena sangat amat jelek jika menangis. Aku menguatkanmu dari sini. Kau hanya sedang mengkhawatirkan masa depan. Tenang, tidak perlu khawatir. Aku meyakinkanmu dari sini. Kau hanya perlu membuktikan. Turunkan sedikit egomu untuk mencapai ses

Sebuah Utas

Image
"Kekuatanku saat sendiri, bersama lagi saat kau ada disini, air mataku tak sanggup lagi menetes deras, saatku ditinggal pergi. Aku tak bisa tanpamu, setengah mati. hilang kendaliku. Ingin rasanya berlari saat kau putuskan tak kembali." Penggalan Lagu Rocket Rockers - Kekuatanku Percayalah, suatu hari kita akan menjadi indah di nada-nada sumbang. Aku tak kemana-mana, berharap kehadirannya kembali. Mendoakan dengan sepenuh hati untuk kebahagianmu. Dan juga untuk kesehatanmu. Tidak pantas dicintai adalah kata yang pas untukku. Karena keberantakan diriku. Yang perlu dilakukan hanyalah berbenah diri, menasihati diri sendiri. Untuk tetap semangat berjalan menuju mimpi-mimpi yang selalu aku gambarkan disudut ruang gelap. Pergilah, ke beberapa rumah yang membuatmu merasa ingin tinggal selamanya. Aku biarlah dirumah yang sama, memberesinya setiap saat. Menghapus debu yang bersarang disetiap ruang yang pernah kita singgahi. Berbagi kisah padanya, tentang betapa sulit terus berjalan tan

Pada, Aksara Bintang

Image
Pada malam yang tertambat oleh keusangan mimpi, dan seberapa kuat bertahan dimasa suram. Ku tuliskan sebait frasa yang tak pernah dibumbui apapun. Mengenai kesepian yang sangat sepi, seperti menutup kedua mata. Mengenang kehilangan, merayakan kepergian. Rumah yang tak lagi ramah. hanya tersisa luka-luka, memerah lebam. nyeri yang tak berbekas. Ingin tak dilihat siapapun lagi. Pergi sejauh-jauhnya pergi. Tak ditemukan. Bintang yang kehilangan cahaya, semangat hanyalah kata-kata bualan. Benci dengan diri sendiri, merelakan kepergian yang percuma. Aku; hanyalah aksara tua milik penyair kelas dua. Aku; hanyalah sebuah malam gelap. Aku; hanyalah terserah yang pasrah. Aku; hanyalah pusaran kebimbangan. Biarkan, aku mati dengan semati-matinya. Tidak diterangi oleh apapun. Kini, aku bukan lagi aku. Aku berkemas untuk segera bergegas, merapihkan segala kenangan yang dihamburkan. Kini, aku bukanlah aku. Sebuah roda yang tak lagi bergerak, berhenti. sampai disembuhkan waktu. Kini, aku hanyalah ka