Posts

Showing posts from April, 2023

cinta; dan bentuk kalah lainnya

Image
  ada cinta yang kalah ditengah perjalanan, penuh makian dan serapah. adalah kita yang rasanya mustahil jika dipaksa bersama, aku tak begitu punya banyak keberanian untuk mencarimu, dan kau tidak punya alasan tuk kembali menemukanku. kelak, satu dari sekian penyesalan hadir dalam kepalamu atau dari kepalaku. tentang seberapa jauh berjalan dan kembali menemukan. tentang hal-hal kecil yang tidak pernah kita rindukan. kau bahkan tak memastikan aku baik-baik atau tidak, kau bahkan begitu abai dalam menentukan tanda, aku kira aku akan selalu merindukan setiap jalan yang kita lalui. tapi aku berjanji tidak akan ingin mengulang, betapa cinta di sia-siakan. ditinggalkan ditengah jalan adakah yang lebih berbahaya dari seseorang yang berhasil merawat lukanya sendiri hingga sembuh? seorang demi seorang hadir tuk mengisi, memastikan diri ini layak tuk kembali utuh. atas keretakan-keretakan masa lalu, atas kepayahan pencipta bahagia. berdiri pada gelap yang nyatanya semu. Aku rasa aku tidak gagal d

Mampus kau dikoyak-koyak sepi

Image
  rindu dengan segala jenis bunyinya. kalut dengan segala jenis bahagianya, yang aku bingungkan sampai sekarang. betapa hati terjaga sebegitunya, mampu kau patahkan sebegininya. sepi yang semakin mengkerdil dalam kepala. sepi yang diciptakan olehku. dalam kelam dan selimut yang ku sebut itu malam. sepi semakin mengoyak-oyak pikiran. semakin dalam, semakin membuatku tersadar bahwa kehilangan baru saja terjadi. ini kehilangan dari beberapa kehilangan sebelumnya. akan segera terlewatkan kehilangan-kehilangan berikutnya, aku yang terbentuk dari barat malam yang menghitam, yang selanjutnya akan tenggelam merangkul asa pada titik-titik bahagia, cipta yang ku rasa percuma. tentang kekuatan yang semakin getir dan membiru. kekuatan dan ketakutan menjadi saru, saat pagi kembali mengetuk kedua mata yang sengaja terpejam. pada ketidakadaan semangat dan penghargaan, tentang hari sebelum itu yang mempertontonkan kekuatan. atas punggung-punggung yang menumpang pada punggung sekecil ini. menunjukkan s

Kau bilang kau rumah.

Image
  sebut apapun yang kau ingin untukku, seringkali bergumam tentang malam yang menyusuri lampu jalan. beranjak pada tempat-tempat terteduh yang menghangatkan. kita berjarak begitu jauh, tak apa. kau tak inginkanku, aku terlantar pada teras-teras emperan sebrang. terbentuk begitu menyakitkan, terhempas begitu kau hirup nyala kehidupan. rumah yang kosong, segala yang ramah berlalu marah. sejenak melupakan, rehat pada ketidakramahan kekosongan. kau bukan lagi rumah tuk aku tinggal. tunggal yang nyatanya hanya sebatas utaian. kepergian yang mungkin tak akan lagi menoleh ku sebut kau rumah yang tak lagi ramah dan penuh merah. aku tak tahu apa yang salah, mungkin tentang caraku bicara. atau mungkin caraku mengeja nama. bahagia yang tercipta pada sebilah belati yang nantinya saling menusuk hingga usuk. rona yang tak lagi terjaga pada nada tinggi atau rendah. banal yang mungkin tak mampu kau terima, dada yang bergemuruh pada patah dan patah. ini tentang rumah yang kita usahakan, dan kau yang ta

Lalu, apa?

Image
mengenai langkah kaki pergi pedusi, berapa banyak kalimat dan buku yang habis ku lumat. tentang ikhlas dan kerelaan, tak semua mampu diterima. saat kejap ku mengingat segala tentang kita, aku juga mengingat betapa cinta ditinggalkan begitu saja ditengah jalan. Sudikah kembali merindukan seseorang yang begitu menyakitkan? tak apa, kelak semua terasa begitu saja berlalu. hingga luka begitu dekat dengan nadi, saat nada dilantunkan pada titik mustahil penciptanya. begitu semua berlalu, aku tak ingin kembali. Pada masa-masa terpayah ini, begitu dingin. kadang hangatnya memeras kepala. kadang manisnya merenggut segala. biarkan saja, cinta dan rindu itu menggigil di terpa badainya. hari-hari kemarin, tentang segala yang pergi. tentang sebuah kerelaan, tentang bahagia yang tertunda. Biarkan, sampai cerita ini berakhir tanpa kisah. Kota yang kehilangan maknanya. lalu lalang yang kehilangan segala isinya. Nyatanya, semesta tak mendukung bahagia tuk segalanya.  Kita pernah bercerita tentang ini i

Tak apa, kau mampu

Image
  kau mampu membuat cerita, yang kurasa salah akan ada dibagianku. dalam mempertahankan. kau mampu melakukan itu, aku tau itu. Tak apa, kau mampu. Segala cemas yang memelas, segala marah yang membara. segala ketakutan, pilu yang begitu membiru. pertanyaan tentang apakah sudah lupa. beri tahu aku cara tuk kembali membuka pertahanan mengenaimu. semenjak kehilanganmu, betapun banyak yang ingin masuk ke kehidupanku. orang lama yang ku rasa sangat jauh, tiba-tiba menanyakan kabarku. hanya sekadar mencari tahu, atau sekadar singgah tuk kembali pergi. hatiku tak semudah itu tuk kembali sembuh. hatiku tak semudah itu tuk mampu menerima kepergian yang tanpa permisi caramu meninggalkan ku membuatku tersadar, bahwa kehilangan adalah hal termutlak yang pasti akan terjadi pada lelaki yang tengah berproses. kesabaran atas tuntutan kewarasan menjadi seseorang yang mungkin tak kau ingin. ku izinkanmu tuk pergi sejauh-jauhnya. biarkan kebahagianku ku letakkan diatas kepalamu. aku merasa tak pernah di c

Putar Ulang

Image
Aku hanya sedang belajar merelakan dan mengikhlaskan, Pertanyaan tentang seberapa serius menjalani hubungan, seberapa banyak kekuatan tuk mampu hadapi. Aku hanya sedang penuh rentan dan kekhawatiran. Aku tidak menyalahkan, kau yang tak menguatkan.  Aku hanya penuh keraguan, ketika aku berpikir bahkan dimasa aku tak mampu capai apapun. Apakah kau akan tetap disampingku? Tuk lewati semua gelap yang aku pun ada disitu Masa-masa yang tak pernah ku bayangkan. Kau menyalahkan mengenai jawabanku atas pertanyaan yang harusnya kau sudah punya jawabannya. Perihal hari depan, yang kita pun tak bisa menerka. Kau menyalahkan, atas jawaban yang kita nyatanya mampu bertahan. Aku tersadar tidak perlu ada aku. Kau mampu lewati semua godam, tidak perlu ada aku, dalammu gapai semua mimpi itu, tidak perlu ada aku, dalam segala apa yang kamu lakukan. Tidak perlu ada kita, untukmu tetap baik-baik saja. Ya “berjuang pada seseorang yang tetap baik-baik saja ketika kehilanganmu ; adalah kenyataan terpahit”. Ki

Langkah kaki, pelari

Image
  entah luka sedalam apa yang harus kembali ku terima,  langkahku mati rasa, tak siap tuk kembali jatuh dan cinta. aku hanya ingin sendiri selamanya, kurasa meraka yang datang hanya tuk sekedar singgah lalu pergi. sekadar menemani hingga kembali tenggelam. semacam pelarian, semacam pelampiasan. biarkan langkah kita saling membelakangi pundak, kita saling menjauh. kau dengan mimpimu. aku dengan kalahku ku percepat langkahku menuju hilang, agar segala sakit yang memabukkan. terasa hilang dan lenyap. segala kecewa yang mendekat, segera padam. aku ingin lari dari segala sedu sedan. melihatmu tetap baik-baik saja ketika kita hilang, aku merasa ya seharusnya aku pergi sejak lama. meniadakan apa-apa. tidak mengusahakan segala perjumpaan, tidak memperjuangkan seberapa kuat pertahanan, hilang pada tiap akhir pekan.  pada tiap langkah yang basah, luka yang merah. tidak akan ada satu pun bahagia yang tersisa dan terasa. betapapun hadirku hanya pengisi hari kosongmu, penghibur segala dukamu, sebag

Selepas Kepergian

Image
  tanganmu terlalu besar hingga harapanku yang kau kira kecil terasa diluar nalar, bagi tanganku yang mungil masih saja aku merindukan perjumpaan kita di sela pekan, berbincang tentang apapun yang menyakitkan. saling menguatkan, saling tak ingin melepas genggaman. saling mengingatkan, bahwa hari depan akan terasa ringan jika kita hadapi beriringan. kita sekarang terasa jauh, Ya, aku sudah belajar merelakan dan belajar membencimu dengan melihatmu dengan persepsi yang tidak menyakitkan. segala mimpi bagai terhempas angin. Ya, aku sadar tak mampu membahagiakan begitu penuh. hingga patah sayap dan segala semangat perjalananku hanya terisi olehmu, tak aku salahkan segala nama. selepas kehilangan, aku berusaha melihat sendiri. Betapa payah, betapa patah, betapa kalah. Lelaki dengan segala kurang, yang mampu diterima olehmu. Kekalahanku hari ini adalah bagian dari kisah yang kita ciptakan, betapa cinta ialah seni mematahkan hatimu sendiri. Selepas kehilangan, aku berusaha mengeja segala nama