Posts

Showing posts from January, 2022

Kita; tinggalah kata

Image
  Aku sadar siapa diriku, yang tidak mungkin menggapaimu. Kau terlalu indah untuk jadi kenyataan, - Fiersa Besari Kau yang selalu berusaha meremukkan peluk, aku yang berusaha menjadi dangkal pada setiap pelik. Dengan mendoakanmu ialah cara terbaik berjuang tanpa perlu takut kehilangan. Mungkin perjuangan akan terasa berharga setelah aku pergi. Jarak aman mengagumi ialah mengagumi dalam diam. Untukmu yang penuh tanya, tak perlu serumit denganku. Selamat menjemput yang baru Kau tak perlu tahu, bahwa aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu. Aku salah, menjadikanmu maha penentu rasa. Pada sepertiga malam yang tak biasa, ku mencari tahu sosok yang selama ini hilang dipelataran. Mungkin kita akan dipertemukan pada garis takdir yang sudah ditentukan. Kamu mungkin tak bisa kembali mengawali cerita, tapi kamu pasti bisa memperbaiki akhir cerita.  Sekarang, kau menjadi tamu pada rumahku yang kosong. Ku suguhi segala yang ku punya, minuman, makanan dan segala sandang dan papan. Tapi yang harus k

Perempuan dari sebrang

Image
  Perempuan itu tidak menoleh ke arahku,  Matanya sayu setelah kehujanan cukup lama, dari sebrang ia melambaikan tangannya. Menyapaku, tersenyum lalu berjalan ditengah hujan. Aku turut tersenyum. lalu terdiam, rasanya begitu dalam. Aku menghela napas lalu kembali berjalan setelah hujan cukup reda. Ternyata kita sama-sama tahu cara merelakan. dalam hati bersuara tak ingin beranjak, namun kau memaksa untuk terus melaju.  Perempuan itu berhenti ditengah jalan, terseok sendirian, menuntun setiap helaan napas. Terengah, kebingungannya pun berubah menjadi benci kepada seseorang. Berhasil menyembunyikan lukanya, meski banyak likunya. Hidup bukan soal balapan. Bukan tentang siapa yang mencapai apa lebih dulu. Kadang yang dibutuhkan hanya saling menguatkan. dan dikuatkan.  Akhirnya, kita sama-sama mengerti arti dari kata sudah. bahwa keusaian ialah awal baru dari perjalanan. Proses menuju ketidaktahuan yang sebenar benarnya. Lelaki itu pun terus melanjutkan langkahnya pada ujung yang entah apa.

Ku kira kau akan pulang.

Image
  Ajari aku, untuk menerka setiap luka. Betapa sibuknya aku mencari keberadaanmu. Di setiap sudut kepala, di tiap sudut peristiwa. Aku kehilangan segala, adakah yang lebih menyakitkan dari bangun pagi yang tanpa kamu?  Setelah kehilangan tempat bercerita kesatu, aku kehilangan kamu. Tempat bercerita nomor dua. Tidak, tidak pernah berpikir kau akan pergi. Kebahagiaanku sudah ku letakkan diatas bahagia mu. Atas segala yang pernah terjadi dan berlalu. Aku kira kau akan pulang. Sebagai senyum yang selalu menghangatkan. Sebagai rumah penuh peluk, sebagai cinta yang meyakini Kau tau betapa hancurnya aku? Kurasa kau tidak perlu tahu, Aku sendirian meratapi segala pergi yang tak ramah, menyudutkan ku. Menertawaiku dari jauh, berbicara tentang bagaimana aku akan tumbuh pada diri sendiri. Oh, kurasa kau benar. Aku yang salah Kau ingat aku pernah bercerita bahwa betapa beratnya pundak ini menopang beberapa pundak lainnya? Kau ingat bahwa seluruh tuntutan atas segala usaha yang aku lakukan ialah u

Aku sudah tak ada

Image
  But you're gonna live forever in me Kau tetap ada didalam diriku. Namun, aku juga sudah pergi. Terima kasih segala apapun yang kau beri. Segala abai dan diam, biarkan mimpi dan harap tentang kita hilang ditelan malam. Aku berjanji akan terus menjaga bahagiaku, dan mengharap kau pun. Segala foto dan kenangan telah tersusun rapih dalam lemari yang sewaktu waktu akan ku buka, untuk sekadar mengingat segala yang pernah hilang.  Abadi; hanya untuk semesta. Kita tidak, tidak akan ada yang bisa mengembalikkan kita. Mencintaimu ; ialah derita yang ku rawat sendiri. Kalau suatu hari aku akan jatuh cinta lagi. Bolehkah aku berhenti dihari ini saja? Waktu itu keji, sekarang aku tertawa. Bisa jadi besok aku menangis lagi. Memejamlah, rasakan pelukan-pelukan itu. Anggap aku disebelahmu, bercerita tentang ini itu. Adakah yang lebih baik dari kata-kata? semoga takdir yang ingin menyatukan kita, lebih keras dari isi kepala kita masing-masing. Percayalah, aku hanya ingin menyenangkanmu. Maaf bila

Rasanya Pilu

Image
  Tak ada yang seindah matamu, hanya rembulan Tak ada yang selembut sikapmu, hanya lautan. - Kunto Aji Kita tak lagi saling menyapa, Tak tergantikan. Sejauh apapun lengan melepas, sedekat itu pula aku tetap dekat. Aku memandang hujan, bergemuruh. Mengiringi langkah pergi seseorang. Aku yang begitu fasih memikul rasa sedih dan kecewa.  Aku menyusuri Jakarta sendirian. Berusaha melupakan Jakarta. Mengingat beberapa kejadian demi kejadian yang terjadi di Jakarta. Begitu pandai dalam mengingat. Begitu manis kala itu, tak habis habisnya aku bersyukur telah memiliki mu sebelum nya. Menunggu dan menunggu benarkah ini sungguh. Aku hilang arah. Seperti arloji yang diterpa hujan. Lupa akan jalan pulang. Aku rasa aku pandai menyembunyikan luka. Tertawa dihadapan semua, merasa sepi ketika semua hilang Sebuah lagu menemani sepanjang jalan, tanpa ada siapapun disamping. Tak bersua, diam selamanya. Kesunyian yang bising. Kepalaku penuh dengan semesta. Perpisahan yang kurasa tak cukup baik. Kau pergi

Semestinya, semestanya

Image
  Untuk semestinya,  "Perjalanan ini tak pernah ku lupa, kan berjalan semua semestinya. Yang diambil juga apa yang berharga. kan ku tulis semua semestinya." - El Sebuah emosi, sebuah prediksi, sebuah tragedi, semua tergambarkan pada satu kalimat. Betapa hancurnya, tanpa memaksa dan terpaksa. Kehilangan arah namun dapat menyeimbangi. Menyadari bahwa Ada yang lebih kuat dari dirinya. maha pembolak-balik rasa dan kehendak Sebelum aku benar-benar pergi, boleh aku menanyakan hal yang tak perlu kau jawab? Maukah kau berjanji atas bahagiamu sendiri? Hiraukan segala yang membuatmu sakit. Termasuk aku, aku akan pergi sejauh yang kau mau. Tapi, ketika kau rasa hidupmu lelah dan payah. Cari aku disetiap sudut ruangmu. Aku ada disegala yang kau mau. Kita harus bersapakat atas bahagia kita masing-masing. Bukan kah tidak begitu sulit?  Apakah bahagia yang selama ini kau cari sudah terlihat?  Semoga segera dan akan semakin dekat, aku rasa takaran bahagia tak terhingga. Yang hanya bisa meras

Semoga kau selalu baik

Image
  Kandas, Gugur, diterpa angin Kita berawal dari sebuah ketidaktahuan, tumbuh dengan cara yang berbeda. Menunggangi sepi, mengoyak mimpi. Sebenarnya, kita tak memilih untuk dilahirkan dan tumbuh untuk jatuh. Berawal dari situ, kita memilih untuk saling tumbuh bersama. Berbagi atas rasa sakit dan kecewa. Namun, kau lebih dulu besar. Tumbuh atas dasar kebermanfaatan milik bersama. Aku turut senang, kau tumbuh begitu cepat. Kau melaju secepat peluh, aku turut bahagia. Pesanku; tetap tumbuh dan menyemangati sekelilingmu. Alangkah lebih baik tumbuh bersama, kan? Seringkali kau mengabaikan orang yang mempedulikanmu. Itu bukan hak ku. Kau berhak menentukan tentang apa yang kau lakukan, bertanggung jawab penuh atas semua pilihan. Aku hanya mengingatkan. Berhasil atau tidaknya bukan ditentukan oleh manusia. Semua tertulis oleh peraturan nasib kehendak Tuhan. Apa yang dikehendaki akan terjadi, dan yang tidak dikehendaki akan berakhir.  Seperti kita, kita kehilangan rasa dari sebuah perjalanan. T

Satu dan lain hal

Image
 Atas satu dan lain hal kita memutuskan untuk saling membelakangi. Aku tetap pada titik dimana aku dari awal berada. Segala cemas dan ketakutan ini benar terjadi. Aku rasa ini perlu diterima. Karena aku sadar, aku kurang dari segalanya. Bukankah ini lebih baik? Aku tak lagi membebani segala pikirmu itu. Jika keberadaan ku membuatmu susah tumbuh. Aku pikir aku pantas jika tak berada disebelahmu.  Lihatlah langit itu, aku selalu menitip rinduku disana. Mengangkat tangan menengadah, berharap suatu hari nanti aku mampu menjadi segala inginmu. Walaupun aku bukan untukmu, aku percaya dan yakin aku mampu. Aku sedikit tenang, karena semua isi kepalaku yang penuh bisa ku tuangkan disini satu persatu. Tak berharap ada yang membaca. Setidaknya menenangkan. Aku berharap pada alam semesta ini untuk tetap menjagamu.  Tidak seperti biasanya, aku mampu melupakan ini dalam hitungan hari. Entah karena terlalu dalam, entah karena terlalu lama. Semua berlalu begitu saja, entahlah doa ini selalu terpanjat

Ya, ya aku kalah

Image
Ya, ya aku kalah Pagi ini aku belum juga tertidur. Selain kehilangan yang berharga, aku pun kehilangan pola teratur hidup. Pulangku bukan lagi untukmu, notifikasi handphone juga bukan lagi darimu, kehidupanku pun bukan lagi tentangmu. Kehilangan ini menyadarkanku akan hal yang sering ku lupa dalam hidup yaitu kesendirian, keheningan, kesunyian. Dari segala pergi yang tanpa Terimakasih, aku mempelajari itu. Bahwa manusia datang dan pergi. Aku hanya berusaha menerima aku rasa tidak ada lagi bahagia yang terasa. Kosong, mungkin butuh waktu panjang untuk kembali sembuh. Kamu ingat pertama kali kita bertemu? Kita canggung saling bertanya ini itu yang sebenarnya kita masing-masing ingin tahu. Aku begitu mengejarmu. dari segala kesalahan-kesalahanku di masa lalu kala itu, aku berkata ingin merubah diri. Belajar selalu menyamai persepsi, kau tetaplah kau yang ku kenal. Begitu baiknya. Menerimaku yang penuh kesalahan. Kau ingat saat kita berkendara jauh menuju kota lain? kita melupakan segala

Tak apa-apa, Aku berjalan sendiri

Image
  Saat itu hujan sangat lebat, kita tak kehabisan kata. saling melempar kekalahan. ya, kita kalah pada ego masing-masing. Aku menyerah, kau pun. Biarkan rindu ini menghabisi tubuh. Melepaskan dan mencoba ikhlas pada yang sudah pergi sejak lama. ya tak apa-apa. berbenah pada yang sudah berakhir. perjuangan ini tak akan terhenti. manusia datang dan pergi, kita hanya bisa mempersiapkan diri. Sulit menjadi laki-laki yang belum jadi apa-apa. Tak ada pilihan selain; merelakan Pada segala usaha dan upaya yang sia-sia, aku hanya bisa terdiam meratapi kepergian. Dibawah hujan kala itu, aku berhenti sejenak memperbaiki hati. Menatap lalu lalang banyak insan, begitu banyak jenis manusia. Aku lihat mereka baik-baik saja, begitu baik dalam menyembunyikan luka. Aku hanya tak seberuntung mereka nyatanya, aku hanya takut pada sepi. Seperti berjalan dijalan yang murung, aku terkurung pada perasaanku sendiri. Jika keberadaaanku membuatmu merasa tak baik, biarlah perasaan ini gugur perlahan. dan merawat

Alam Semesta Punya Segalanya;

Image
  Kita berhak bahagia, seringkali patah meruntuhkan segala mimpi. Bukankah kegagalan adalah salah satu proses pencapaian? Kita terbentuk dari segala sakit yang rumit. Seseorang pernah mengabaikan, diamnya menguras akal. tidak pedulikan makanan setiap hari. aku melewatinya sendiri. Ia tak bangga memiliki ku, kurangku begitu banyak. Aku hanya berproses, entah ini proses yang panjang atau singkat. Usahaku untuk mendapatkannya begitu keras. Memeras, hingga aku terkuras.  Aku tidak pernah menyalahkan sebuah jalan. Jalan terbuka ketika hati menyepakati. Kita pernah berjanji tuk saling mewarnai dihati masing-masing, kan?  Atas segala sedu dan sedan, aku menikmatinya. Semoga proses ini segera membentukku. Pada segala apapun yang sudah dikehendaki alam semesta, aku terima dengan segala lapang dada. Menulis menurutku seni berkomunikasi dengan diri sendiri. segala hal yang pernah terjadi; biarlah berlalu. Jika keberadaanku adalah sebuah kesalahan, bolehkah aku pergi dengan perlahan? jika terburu-