Semestinya, semestanya

 


Untuk semestinya, 

"Perjalanan ini tak pernah ku lupa, kan berjalan semua semestinya. Yang diambil juga apa yang berharga. kan ku tulis semua semestinya." - El

Sebuah emosi, sebuah prediksi, sebuah tragedi, semua tergambarkan pada satu kalimat. Betapa hancurnya, tanpa memaksa dan terpaksa. Kehilangan arah namun dapat menyeimbangi. Menyadari bahwa Ada yang lebih kuat dari dirinya. maha pembolak-balik rasa dan kehendak

Sebelum aku benar-benar pergi, boleh aku menanyakan hal yang tak perlu kau jawab? Maukah kau berjanji atas bahagiamu sendiri? Hiraukan segala yang membuatmu sakit. Termasuk aku, aku akan pergi sejauh yang kau mau. Tapi, ketika kau rasa hidupmu lelah dan payah. Cari aku disetiap sudut ruangmu. Aku ada disegala yang kau mau. Kita harus bersapakat atas bahagia kita masing-masing. Bukan kah tidak begitu sulit? 

Apakah bahagia yang selama ini kau cari sudah terlihat? 

Semoga segera dan akan semakin dekat, aku rasa takaran bahagia tak terhingga. Yang hanya bisa merasakan hati kita sendiri. Selamat jalan, aku pergi dulu. Kau akan menyusul, kan? bukan, bukan aku tak pikirkan ini. Aku hanya perlu satu persatu merangkai mimpi. Kau berjanji menyusul, kan? Doaku menyerta, hatiku harus sembuh. Selamat jalan, aku pergi duluan. Percaya padaku, Tuhan pun inginkan kita tuk semesta. tuk semestinya.

Kiranya begitu banyak janggal dan salah semasa perjalanan, maaf. Proses terbentuk dari terbentur beberapa kali. Kita; ialah jalan yang dipilih atas dasar diri, kita; ialah usai yang dimakan waktu. kita; ialah langit dan bumi. kita; ialah selesai yang sudah pasti terjadi. kita; ialah abadi yang tidak. kita; kita akan bertemu di lain masa. sampai jumpa, salam hangat 

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)