Posts

Showing posts from October, 2017

Sepertiga malam

Image
Ialah aku; sesuatu yang coba dilenyapkan dan dihempaskan, ialah aku; sayu sayu mata milik para pekerja ialah aku; larik larik puisi yang bukan puisi ialah aku; lalu lalang mobil itu ialah aku; frustasi dan hipertensi orang gila ialah aku; indah yang tak di indahkan Sebenarnya aku.. Rawat inap yang tak terlihat Hingar bingar yang ditenggelamkan Manusia kutukan ciptaan Tuhan Demimu Tuhan, Aku akan menahan, perlahan. Bagai tahanan, terpenjara keagungan Sebelumnya aku... Ditinggikan, di agungkan terlena dalam kepalsuan menjadikan ego sebagai tuhan Aku ini bodoh, atau apa Maafkan tuhan, hidup ini mulai redup Oleh segala apapun asa yang pernah Ku genggam, lepas, lesap, luring Aku akan benahi mulai ini Doakan

Konsolidasi #3

Image
Kalau aku mati besok, akan ku nikmati hari ini tanpa pedih,perih tak peduli hingar bingar mayapada akan ku jelajahi segala pikir yang kau ukir dengan belati yang kau asah tanpa resah Kalau aku mati besok, mati tertunduk, berdarah, memerah, parah meski kalut dan kelut terus menghujani ku akan terjang, mencoba terbang dan jatuh, tepat dipelukanmu Kalau aku mati besok, aku tak mau mati bunuh diri hidupku belum menemukan jati diri Bahkan tak bisa dipungkiri Aku akan mati besok ditikam oleh rindu rinduku yang tak berbelas kasih dikepala ini, isi kepala ini tercipta haru yang berprasangka meski aku coba surutkan tapi  kau tetap pasangkan tanpa dikepala ini,  kenapa aku harus mati? jika hidup pasti ada mati jika kuat pasti ada lemah kebahagiaan ada kesedihan pagi ada malam Hidup penuh keterbalikan Apakah Tuhan implikasi dengan Hati? aku tak begitu mengerti, biar Tuhan yang menjawab lewat perilaku-mu

Hinggap #2

Image
Aku yang denganmu, ialah aku yang setiap hari membaik. Untuk menemukanmu, hatiku perlu mematahkannya berkali-kali. Lalu mengapa kau masih saja ragu? Jauhkan ragu, agar tak mengganggu. Aku bukan lelaki kesukaanmu, aku lebih buruk dari anjing. Aku anjing jalanan. Yang butuh kau sembuhkan. Aksara-ku berputar tak karuan, tak menentu. Liar. Selamat senja, masih baik-baik kah engkau? semoga baik. Rona merah jingga senja waktu itu, mengingatkanku tentang patahku.Tentang seseorang yang meninggalkanku demi kapal pesiar. ia melabuhkan ke yang lain. Aku hanya kapal petani yang terseok-seok dan lama-lama tenggelam. Temaram yang  mengingatkan-ku untuk lekas kembali kerumah, merebahkan segala lelah. Namun, patah tak kunjung surut menepi. Aku butuh kau saat ini. Puisiku sedang menari nari diatas puannya yang sedang patah hati.  Pertemuan kebetulan kita waktu itu tak pernah tertulis di lorong waktuku, aku tak pernah berfikir tentang rasa. perasaan tetap saja rasa, bahkan hambar tetap disebu

Lejar #1

Image
Aku tidak pernah lelah. Tidak, ku tidak terlalu naif untuk mengatakan sesuatu. Perlu sesekali lesap, untuk menunjukan bahwa kita perlu melesat. Kadang hidup penuh enigma, mencari jalan keluar. Hingga tanpa kita sadar, kita terlalu jauh melangkah. Untuk keberkian kalinya, aku jatuh terlalu dalam. Tanpa jeda, tanpa tidak. dan tanpa tapi. Semula aku tenang, perihal memenangkanmu nanti saja. Biarkan dia dulu, aku mengiringi. Kau gadis syahda asal sumatra. Kulit kuning langsat, dengan hidung tengkurap. Dia adalah Areta Diyanti. Areta yang berarti Perempuan Bijak, Dan Diyanti yang berarti Berhati matahari. Kita bertemu karena sebuah kebetulan. Ayahmu yang selalu menuntunmu dan berusaha membuatmu lebih baik. Selalu memberikan apa yang kamu mau. Karena katanya selagi mampu apasih yang engga buat anak. Dan juga ibumu, seorang pejuang yang selalu berkata hati-hati ketika kamu berpergian, karna ibumu tahu, diluar sana tak ada yang sebaik ibu dirumah. Terlalu naim jika bergandengan. apa yang ka

Lembayung

Image
Langit mulai memudarkan warnanya, menjadi merah jingga. Kata-kata perpisahan dari matahari kepada langit segera dihempas. Langit selalu menerima perpisahan itu. Entah karna langit suka, atau takut matahari murka. Matahari merah lebam, terlalu sering menahan godam. Langit biru terang, sepertinya sebentar lagi hilang. Aku beda dengan langit. Aku lebih sering menunda perpisahan, karena aku tak suka kepergian. Aku takut kehilangan, jangan pergi dan tenggelam. Rinduku belum kau balas dengan pelukan. Karena untuk-ku perindu yang handal, pelukan adalah tuhan. Aku kadang berfikir. aku ini bukan siapa-siapa, lalu untuk apa meninggikan ego dan kesombongan? apakah nantinya Tuhan akan marah? ataukah Tuhan salah mencipta? kadang aku berguna, kadang sebaliknya. Aku bertanya kepada siapa? hatiku punya beribu pertanyaan, yang mungkin butuh segera perayaan. Aku sering menuliskanmu dalam larik kertas, menanyakan perihal masa depanku, perihal apapun yang aku suka. Namun belum juga kau balas. Atau m

Malaikat selalu tumbuh dewasa

Image
Hai aku sedang berproses, hilang semua sifat kanak-kanak. Aku tak suka menjadi dewasa, selalu banyak pikiran dan teka-teki. Dan kadang suka berfikir untuk mati. Namun, apakah hidup sebegitu hina untuk berprilaku yang tidak berarti. Aku rindu menjadi anak-anak, tak mengerti apa itu cinta, tak mengerti tentang kehilangan, Tak mengerti tentang rindu dan sendu. Yang aku tahu hanya bermain, dan pulang jika mamah teriak sekadar menyuruh makan ataupun mandi. Mengejar layangan, bermain gambaran, iseng meneriaki tukang jualan, menangis uring-uringan ketika tak diberi apa yang di inginkan. Hidup setertawa itu. Aku rindu masa kecil, yang kini telah tiada, mungkin aku tak bisa memutar waktu, ataupun kembali ke masa itu. Aku tak pernah menyesal ada di masa itu. Sebab ia yang menjadikan-ku seperti sekarang. Sampai langkahku terhenti di ujung penantian, aku akan mengadakan perubahan. Tenanglah, aku akan berusaha untuk mencari diriku yang benar. Pun tuhan selalu memberikan jalan yang baik untuk h

Quotes Garis Waktu Karya Fiersa Besari (Book Review)

Image
Judul Buku                  : GARIS WAKTU – Sebuah Perjalanan Menghapus Luka Penulis                          :   Fiersa Besari Penyunting                   :  Juliagar R. N. Penyunting Akhir        :  Agus Wahadyo Foto                              :  Fiersa Besari Penata Letak                :   Didit Sasono Desainer Cover            :  Budi Setiawan Jumlah Halaman          :  211 Halaman Cetakan Pertama          :  Tahun 2016 Diterbitkan pertama kali oleh ‘ mediakita ’ Bung Fiersa Besari selalu penuh kejutan, dengan menghadirkan buku Garis Waktu. Didalam buku ini Bung menceritakan tentang perjalanan menuju sembuh. Setelah patah hati yang tak berkesudahan. Ia juga mengatakan bahwa tulisan-tulisan didalam buku Bung merupakan rangkuman dari segala yang pernah ia tulis. Entah di facebook, twitter, maupun blog.  Garis Waktu menggambarkan bagaimana seseorang melewati fase-fase kehidupan yang mungkin kebanyakan orang mengalaminya. Namun, lantas bagaimana