Posts

Showing posts from 2019

Aku tidak akan Hilang, Aku Abadi

Image
Petualangan sedang berlangsung, kita sama-sama mempersiapkan pertunjukan paling terbaik dihadapan diribuan pasang mata yang menyaksikan perpindahan kita. Kita hanya dipaksa berfikir lebih jauh dibanding berleha-leha. Sedang, beberapa orang lain membakar beribu kembang api merayakan kemenangannya dalam memisahkan kita. Kita tidak berpisah, hanya berpindah pada cerita baru yang lebih indah. Sebenarnya, tanpa terlihat. Doa terbaik ku ucapkan dihadapan Tuhan semesta alam. Bersyukur karena pernah memelukmu begitu hebat. Sampai orang berusaha sekuat tenaga membuat pelukan kita terlepas.

Burung tanpa sayap

Image
  Pada hari ini semesta menjauhiku dan sepunuhnya diriku. Memaksa sayap-sayapku tetap ada bersamaku. Pikiranku terhenti sejenak, saat kata banal terucap dari lenganku yang berdarah. Lalu kamu memutuskan untuk balik arah. Terbang bersama kicau kacau burung camar yang lebih besar. Aku; burung gereja yang butuh diajarkan bagaimana caranya untuk terbang lebih tinggi. Mencapai tinggi-tinggi tak terhingga. menembus cakrawala bersama. Adakah yang lebih menyakitkan dari ditinggalkan tanpa tahu arah pulang? Aku berusaha terus memikirkan diriku sendiri. Menyembuhkan luka lebam sendirian. Meniadakan rindu yang kekal di kepala. Melewati lalu lintas kebisingan yang dahulu kita tak pernah tahu kapan harus pulang. Meninggalkan isi kepala hanya untuk tetap terbang bersama. Kita pernah berjanji untuk saling mewarnai pelangi di hati masing-masing. Aku mewarnainya dengan berjuta warna, kau mewarnaiku dengan berjuta gelap.  Aku sudahi saja sampai disini, hari ini tidak ada lagi puisi. Har

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Image
Source by google images Setelah melakukan perjalanan paling riuh di Arah Langkah, Bung Fiersa Besari kembali mengeluarkan anaknya. Yang berjudul Tapak Jejak. Melanjutkan isi dari Arah Langkah yang berkesinambungan. Mengenai perjalanannya di daerah Timur indonesia. Mengenai Keindahan alam, Budaya dan Tradisi yang ada disana. Fiersa Besari Biasa disapa “Bung”, seorang lelaki beruntung kelahiran Bandung, 3 Maret. Mengawali karier sebagai musisi sebelum akhirnya jatuh cinta pada dunia tulis-menulis. Selain menulis, Bung juga aktif berkegiatan di alam terbuka. Berkelana menyusuri Indonesia—dan melihat realitas negeri ini—membuat Bung gemar menyisipkan pesan humanism dan sosial dalam karya-karyanya yang bertema cinta dan kehidupan. Tapak Jejak merupakan sekuel dari Arah Langkah , sekaligus menjadi buku keenamnya. Dalam buku ini, mengajarkan sekaligus memberitahu bahwa indonesia sangat luas. dan sangat indah. Tidak hanya itu, namun memiliki kekayaan budaya dan Tradisi yang perl

Badai dan Pilu

Image
Aku, Terbentuk dari Dunia paling kejam perkumpulan warna paling gelap di semesta. Inkarnasi menjadi warna-warna hambar tak terang. Liku dan lukanya seringkali menertawakan ku. Pemurung yang matanya kelu. Periang tanpa senang. Pembawa berita bahagia untuk dirinya sendiri. Pertemuan yang tanpa basa-basi mengajakku terbang setinggi tak terhingga. Bertemu camar yang bertebangan, bercengkrama dengan awan yang bersenggama. Sampai aku lupa bahwa diriku perlu mencintai diriku sendiri. Aku berada di titik paling jauh. Melupakan masa lalu, meluapkan keheningan yang aku rasa tanpa dibuat-buat. Kilau mentari yang menyadarkan, rintik sendu yang menenangkan. Berita kehilanganmu yang paling banal. Sedang kamu, Pilu yang terbuat dari sepasang kabar baik untuk semesta. Dunia menyambutmu dengan sukarela. Membawakan hangat peluk ibu, membawakan pesan dari semesta yang membuatmu lupa. Aku mengajakmu terbang bersama. hingga dasar terbentuknya dirimu melupakan dirimu sendiri. Berevolusi bak roda kehi

Kami Bukan Monyet, Kami Indonesia

Image
Sang pembawa berita menyibukan diri dengan berbagai kutipan tentang Keadilan, Masyarakat digital menyebarkan membabi buta tanpa mengkaji informasi dan berorasi pasi menuntut hak asasi. Nasionalis namun pasif, Aktif namun kontrakdiktif. Kata tajam bak senjata menjadikan mulutnya hewan tak beroda. Monyet, Babi, Anjing, Selangkangan terlontar dengan sengaja. Membuat kericuhan yang berimbas pada persatuan. Pakaian rapih berseragam mematahkan semangat kesatuan. Sampai kapan perihal Agama, Ras, dan keyakinan di korbankan? Sampai merah putih dibubarkan? Apa salahnya hidup berdampingan dan beriringan, Kembalikan kedamaian, kembalikan rasa aman. Kekuasaan menjadikan dirinya kesetanan. Berteriak lantang tentang kemerdekaan sebagai janji sehidup semati. Berikrar menjaga Republik atas nama bangsa. Kita ini indonesia, satu nusa, satu bahasa. Berhenti berkelahi, mulai memperbaiki. Mendidik tanpa perlu menghardik, membina tanpa perlu menghina, menuntun tanpa perlu menuntut. Perbedaan bukan u

Belajar Membenci

Image
Tentang bagaimana caranya saling melepaskan genggaman dan meluapkan kata, kita. Menuju malam-malam yang kelam, aku berada diantara senja. Sepi-sepi, Mati-mati. Memanggil diriku sendiri yang mulai jauh padanya yang aku kira rumah. Kepulangan yang pasi, kenangan yang basi. Aku kenakan jubah yang selama ini aku letakan di dalam lemari kamar. Menggali ide liar, menuangkan dalam ketikan regulasi pijar. Menyimpulkan arti kesepian, yang sebenarnya hanya persepsi yang merusak keadilan. Kepedulian hilang tanpa arahan makna tunggal. Mataku terperangah, pada titik nostalgia yang aku rasa percuma. Aku menitipkan doa, Tuhan memangkunya dengan iba. Aku hanya sedang terjebak pada apa yang bukan aku. Depa pelukan lari, duka luka nyeri. Pada jajaran nestapa kini, aku hanya berserah diri. Memastikan tidak akan ada lagi kedatangan yang memabukkan. Aku tuangkan secangkir senda gurau pada cangkir kaca besar. Tidak akan habis, bila ku teguk sampai tiris. Sisipkan catatan perjalanan pada dinding-dindin

Mati Sepi Sendiri

Image
Handphone-ku berdering, aku melihatnya. Ternyata ada pesan darinya yang datang berulang kali. Aku abaikan. Lalu aku kembali berjalan dengan lenganku sendiri. Menatap langit-langit, lampu jalan menerangi kegelapan dan dingin malam. Dengan tangan mengepal, semilir angin malam menembus mantel tebalku. Ceracau disertai kacau pikiran, membuatku enggan untuk pulang. Disudut kota paling hitam, aku menenggelamkan diriku di antara sibakan embun basah. Aku merasa sunyi ditengah keramaian. Mendengarkan lagu dengan lantunan nada sumbang yang tak seimbang. Klakson mobil dini hari membuat diriku hampir hilang. Kericuhan malam semakin acuh. Ransel yang penuh dengan sejuta senyumannya, aku geletakan di trotoar jalan. Aku singgah sejenak, menatap ke arah berlawanan. Sambil memejam, aku berkata dari dalam sunyi paling nyaring. Bahwa aku tak akan bisa ditemani sepi sehari-hari. Hari semakin buruk setiap harinya, jiwaku mati. Rasaku tak akan pernah habis. Rinduku merindukan diri sendiri.  Kem

Perempuan di Ujung Peron

Image
Lambaian tangan wanita itu mengakhiri perjumpaan kita, Aku tersenyum merayakan kehilangan. Membakar kepulan kembang api warna-warni bersorak sepi. Meriah, Aku berusaha menghentikan arah jam. memandanginya dari jauh, melepaskan wanita dari sepasang lengan yang bersebrangan. Menggengam erat tanganku sendiri. Lalu ia tersenyum, menyembunyikan raut wajahnya. Aku meringkuk sendiri, mendengar suara besi bertalu-talu beradu. Bertanda bahwa kereta jarak jauh sudah semakin dekat, aku terus menanti. Kini wajahnya semakin lesu, aku menguatkan. Aku dikuatkan. Aku hilang arah, jejak langkah yang aku gariskan. Perlahan terhapus oleh beragam sedu sedan. Aku berteriak kencang  "Jaga dirimu baik-baik." Lalu kau meng-iyakan. Jantung dada berdegub sangat cepat serupa ketukan lagu sumbang. Pengeras suara stasiun menggema, ada yang ingin berbicara. Kepala stasiun memberi tanda bahwa akan segera datang kereta api yang menemani perjalananmu. Dadaku semakin bergetar,

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)

Image
J.S Khairen kembali mengeluarkan sebuah Novel yang berjudul Kami (Bukan) Sarjana Kerta s, Melihat beberapa karyanya yang lain seperti Rinduku sederas Hujan sore itu, 30 Paspor di kelas Sang Profesor, Dan lain-lain. Melihat perjalanan J.S Khairen menulis naskah Novelnya, saya tergerak untuk meminang bukunya di toko buku kecintaan mantan saya, yang udah meninggal. Enggak deng, bercanda, Buku terbaru J.S Khairen menduduki jajaran Best sellers di toko buku. itu artinya buku ini laku banget kan? Ya iyalah, Untuk kalian semua yang bingung setelah lulus kuliah ingin melakukan apa, silakan segera datang ke toko buku. Sebelum toko bukunya bangkrut. Di dalam buku ini, menceritakan peristiwa G30SPKI, Enggak dong.  Menurutku pikiran J.S Khairen sama dengan pikiranku, bahwa sukses itu tidak harus yang lulusan Sarjana. Banyak kok diluar sana yang punya gelar S1, tapi ketika didunia yang berbeda yaitu dunia pekerjaan. Ia malah bingung harus bagaimana dan harus seperti apa. Sukses itu, seman

Matamu menenggelamkanku

Image
Pada malam yang dingin, dibawah jutaan bintang yang kurasa sebentar lagi akan jatuh. Aku mencintaimu dengan penuh. Tanpa kepura-puraan yang direncanakan sebelumnya.Pada malam yang dingin, sepasang lengan kelimpungan mencari dekap yang hilang. rindu semakin basah, birahi menjulur pada selangkangan merah merekah. Wanginya sejuk serupa gaun merah muda pemuncak hasrat. Pelukan hangat itu mengajak-ku tertidur dalam ke tidak teraturan. Menyerang sumsum tulang bawah, dan dana kepalang tanggung. Mata jinggamu menarik jauh warna hijau pada warna yang lebih gelap. Katamu "Agar yang berwarna kembali tidak berwarna, lalu memulai kembali mewarnai pelangi dihati masing-masing kita." Tahukah kamu apa yang lebih indah dari senja yang tenggelam di antara laut biru. Serta terpaan angin hujan gemuruh luruh tanpa teduh. Kita saling meringkuk kedinginan, saling berbagi dekapan. saling bertukar rintihan, kemudian melupakan ketiadaan. Ada yang lebih tidak bisa dilupakan.Jemarimu yang saling

Ingin hidup kembali

Image
Menghilangkan segala penat yang ku rasa sudah mulai penuh seisi kepala. Bergunjing kembali dengan kerasnya ibukota, besok harus bagaimana? dan akan makan apa? Aku melupakan diriku sendiri, aku siapkan ranselku yang tergeletak cukup lama di sudut cakrawala, menata kembali masa dimana aku bisa pergi sebebas merpati. Jika aku tidak bisa hidup lebih lama lagi, ku mohon sampaikan rinduku kepada sang ibu. Aku kembali lagi pada diriku yang baru, yang mampu terbang setinggi itu. Aku ialah aku, bukan dia apalagi mereka. Tak usah menuntutku untuk selalu berbuat apa yang kau rasa cukup baik untuk dirimu, aku rindu sesuatu yang memeluk-ku hebat. Sesuatu yang mendoktrinku untuk terus maju dan berjuang. Bolehkah aku menengadah? Memohon segala ampun atas segala dosa yang ku jalankan secara sukarela. Aku merindukan Tuhanku, yang dahulu seringkali aku mengajak ia memandangi langit yang penuh ciptaannya. Aku rasa aku keliru, memilih untuk diam dan tak bergerak. Aku akan terus berjalan pada jalanan