pertunjukan dimulai; pada suatu waktu aku belajar merelakan

 


kemampuan melupakan, saat opera dan pemain nya terpaksa diberhentikan pada sebuah pertunjukkan. mereka melepas genggaman. pada keputusan terbaik, yang kita sebut itu adalah akhir pertemuan. biar, riuh penonton dan pengunjung bertepuk tangan. pada kekalahan masing-masing kita. aku merelakan sepenuhnya. kepergian yang akupun tak tahu harus bersikap apa dan bagaimana. arah yang ku rasa laju perlahan berlawanan. mencari jalan lain, membuka yang nyatanya tak semudah itu. biarlah, rinduku tersimpan rapih pada bajumu yang merindukan peluk kita. asa yang ku taruh pada pundakmu yang sekuat itu dalam mempertaruhkan. aku dan sepasang lelah, aku dan perjalanan panjang. aku dan kalah. aku dan kabar buruk. sudah

pada pertemuan terakhir yang aku pun merindukan, kau melontar kata yang aku pun tak bisa hiraukan. kata yang dalam dadaku tak harapkan. bahwa tak akan ada pertemuan selanjutnya. pikirku yang terus meracau sepanjang jalan, apakah salah besar yang telah aku lakukan. hingga rinduku ditelantarkan. yang pada akhirnya, hanya bisa tersenyum sepanjang jalan. aku mampu melewatkan segalanya dalam hatiku. selanjutnya, aku akan berusaha merelakan. hari-hari yang tanpa henti aku kuatkan, bicara pada diri sendiri tuk terus menyemangati apapun yang dihadapi. apapun kesulitan, apapun ketakutan. kini hanya aku yang menatapnya lebih dulu

selepas pertemuan terakhir itu, aku berjanji untuk tidak berharap apapun. terimakasih atas ketidakpedulian itu. kini aku dapat melangkah dengan tidak menatap ke belakang. aku yang masih saja menanti datangnya kamu dikemudian hari, ternyata salah. tulus ini terlalu besar, cinta ini terlalu lapang. pada seseorang yang mahir mengabaikan. percayalah, jika suatu hari kamu mendengar kabarku mencintai seseorang lain. aku melakukannya, setelah melewati malam yang menunggu kamu pulang dan datang menemuiku. 

aku berhenti, menyeka air muka. pada debar yang aku ciptakan. suatu waktu yang aku pun terus berusaha merelakan. tentang perjalanan panjang yang pada akhirnya berakhir. saat kau berlari didepan, dan aku mengejarmu dari belakang. dan saat kau sadar, dan menengok belakang. aku sudah tidak ada. 

terimakasih atas perjalanan panjang yang melelahkan. seperti ini caraku melupakan, dengan tidak mendengar kabar apapun tentangmu. maaf jika kata dan banyak keliru yang telah terlewat. kita pun belajar pada akhir kisah ini, sampai jumpa pada apapun pilihan yang kita tentukan dan tidak bisa kita rubah

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)