Lesap Tala

 


seperti; hujan kemarin yang badai tak ada hentinya, aku diguyur terus menerus. hingga gugur dan kantuk tak jua datang. bercemin pada kaca-kaca samar. menapaki tiap takdir yang tak ada berhentinya menuntaskan. mimpi-mimpi yang berkelu pada lelahnya menahan beban. ranting-ranting yang patah pada semusim penghujan. kapan hujan ini berhenti? pertanyaan yang selalu datang tiap malam. sampai kembali terang tak jua ditemukan. musnahkah semua mimpi-mimpi yang terabaikan? sudikah kau menemani hingga bunga ditaman kembali bermekar? mewarnai tiap masing kelopaknya

sudah terbiasa menghadapi penghujan membuat kita sadar dan tumbuh. bolehkah sesekali sengguk pada payah dan letih untuk anak laki-laki yang penuh tanggung. bermurung dan rebahkan lelah pada pundak sekuat itu. merasa sendirian saat godam memukul begitu keras, dibenturkan ke atas dan ke bawah. sempat berpikir untuk berhenti saja, pada perjalanan. secepat itu juga tersadarkan, bahwa ini hanya kelelahan. lengan dan lengan mengulurkan, memasung serta menemani perjalanan. ini hanya satu dari sekian langkah kecil yang berhenti. selanjutnya kembali berlari

sewaktu-waktu merindukan didengar, bercerita ini itu tentang seberapa hebat dan kuat berprasangka. dan waktu juga yang dapat membuat kita sendiri meledak. argumen dan asumsi yang dirasa percuma sebagai penguat jawaban sementara ini. 

kesepian usang, kita perlahan asing. pada apa-apa yang kita rayakan nantinya, semoga apapun jalan dan tuju yang menjadi pilihan kita dikuatkan. oleh apapun, entah waktu atau seseorang yang kembali datang menyuguhkan air pelepas dahaga. aku ingin hilang saja, tanpa ketahuan siapa-siapa. lalu kembali ke permukaan saat dirasa siap menapaki hidup. terimakasih dan maaf.


Comments

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)