penyesuaian; semua orang pernah terusir


berbahagialah seseorang yang mencintai dengan gerimis, sebab deras membuat kita cepat berhenti. laut dan ombaknya, satu dari sekian jejak kaki dihilangkan. pada pasir tepian yang kita pun tidak saling menulis masing-masing kita. sedikit demi sedikit, rindu luruh bersama deras hujan dijalan. ditengah proses panjang penuh liku, ditinggalkan. di diamkan, saat lengan dan kaki tak dapat menentukan. menunduk yang tak mampu tampaki wajah murung. sesekali menoleh tuk memastikan seberapa jauh kita meninggalkan. beberapa orang menanyakan, apakah aku baik-baik saja. "iya, aku baik-baik. everything gonna be okay." semua harus kembali berjalan, setelah berhenti cukup lama. 

semua orang pernah terusir pada cinta yang penuh, entah waktu yang berjalan cepat. atau kita yang terlambat mengingatkan untuk berhenti. pelajaran-pelajaran yang berlalu kita bayar tuntas dengan luka. kita tidak boleh lupa. ku beri waktuku, tenagaku, usahaku, doa bahkan diriku sendiri pada orang yang mahir bersembunyi. terkadang aku sulit membedakan, apakah aku sedang jatuh. atau sedang diajarkan bagaimana caranya untuk terbang. menunggu ialah taman bermain, sedang kita bukan kanak-kanak lagi. 

mungkin aku kehilangan rumah, tapi bolehkah aku tetap merasa pulang? 

saat aku memilih untuk pulang dan mencintaimu, berarti aku harus siap untuk tidak dicintai. kadang aku merindukan laut, kadang begitu membencinya. begitu banyak biru yang ragu padaku, sebegitu dalam aku tenggelam. percayalah, kau tak akan mampu temuiku dimanapun. sebab sejak saat langkahmu aku relakan dengan tabah dan ikhlas. aku seraya berjanji pada diri untuk pergi tanpa kamu minta. aku permudah inginmu untuk tidak bersamaku. biarkan hatiku hancur dan kembali merekatkannya dengan tanganku sendiri. mengumpulkan serpih serpihan harap yang tercecer disitu.

bagaimana aku dapat berkata kembali pulang, kalau sebenarnya aku tidak pernah benar-benar pergi. aku tidak pernah berhenti berdoa untuk segala bahagiamu. segala penolakan yang ku terima kemarin, segala pertentangan, segala yang bertolak belakang, segala sesuatu yang membuatku terus berjalan dan berjuang. sebabnya aku mampu belajar. bahwa apapun yang diberikan penuh dan apapun yang kita korbankan demi apapun tidak selamanya kembali kita terima dengan penuh. 

aku hanya perlu menamatkan mimpi ini, menyelesaikan tugas akhir sendiri. yang mungkin akan membuat orang tua bangga terhadapku. membesarkan pekerjaanku yang mungkin akan sesulit itu. menghidupi seorang demi seorang, dan membawanya terbang. pada bahagia yang aku ciptakan sendiri, aku rasa lelah akan terasa begitu nyata. realitas yang kita pun akhirnya menyadari, entahlah aku begitu benci pada proses mencari. aku hanya perlu mengistirahatkan diri. 


Comments

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)