Kau kan menyusul, kan?

 


Selamat jalan, cinta yang lama tak ku lupa.

Aku pergi duluan, Kau kan menyusul kan? Aku akan baik-baik saja. Menjaga lelahku, merawat rebahku. Hingga payah kedua kakiku melangkah kemana pun arah melajukan ku. Tenang, jangan pikirkanku. Aku bawa matras serta pakaian ganti. Untuk singgah ke beberapa tempat yang mungkin tak akan membuatku lupa. Tapi, akan membuatku tersadar bahwa ini hanyalah kejadian berkala yang mampu kelewati sendiri.

Aku hilangkan segalanya, menegur sekaligus mengingatkan. aku lupa bahwa diri ini perlu diajak bicara. hal yang terlewatkan, hal yang melalaikan, mengetuk hatiku yang terdalam. bahwa aku harus beranjak pada keusangan yang menenggelamkan. Ego ini biar ku makan sendiri, tak untuk siapapun. Aku benci hari-hari ini. dengan suara sunyi yang begitu nyaring. Ku pendam rasaku yang sudah mati. 

Menatap mata-mata kosong penunggu rumah, ia tak mencintaiku. hanya saja, datang sebagai penambah riuh isi kepala. Mimpi-mimpi yang tertidur, aku bangunkan kembali. Raga yang menuntunku mencari sebagian yang hilang. Ayah ibuku hanyalah penuntut yang handal, ditenggelamkan segala harap yang tersimpan rapih dipikiran. Ayah ibuku tak mengarahkan, hanya mengandalkan. Aku benci dengan segala isi rumah dan pernak-pernik nya. Aku ingin pergi

Tak usah khawatirkan-ku, kau jaga dirimu sendiri. Biarkan, langkah-langkah kecil ini yang mencarimu. Mimpiku untukmu, tak ku bawa pergi. Ia ada dirumah, ku simpan baik diatas kasur yang pernah kau rebah. Aku benci ada disini, entah dibawa kemana oleh sang pemilik takdir. Segala penghormatan, dan suguhan sudah ku usahakan sedia. Tetap saja ia tak mampu ramah. Manusia dengan segala repetitifnya. Tak tahu jika aku pergi, akan jadi seperti apa rumah ini. 

pada waktu yang begitu sunyi--------namun pikiran ada diberbagai penjuru.

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)