Tenggelam


Segala mimpi atas janji menentukan rumah yang akan disinggahi segalanya luruh menguras segala peluh. ketika jalanan tak lagi menerima ramah. Akal sang penentu takdir tak bisa dikuasai. Tangan dan kaki gemetar, menunggu kabar dari para pengirim surat. Adakah kabar baik dipenutup pagi. Tentang rasa yang tak kunjung berhenti, seberapa jauh memilih untuk pergi. Pulang akan selalu sama

tidak; rumah ini tak menerima baik, kau membiarkanku pergi disaat lelah sudah ku peras abis. atas dasar tujuan dan sebuah hipotesis. kau biarkan aku mengemis, pada apa yang sudah diakhiri. Kau begitu mahir menyembunyikan kata, aku yang tak pandai membaca. apa benar, aku sudah kehilangamu sejak lama?

Lambaian tangan menjemputku untuk bergegas, merapihkan ragu yang bertaut pada sudut kepala ini. berserah adalah klise dari kata lain merelakan. Aku kehilangan kendali, hampir terseok terbawa ke tempat paling jauh. Azan subuh berkumandang, mata belum juga terpejam. pancaran sinar merampas mataku, terang dan garang. Ku rebahkan tubuhku pada hamparan langit, aku selimuti dadaku. ku doakan pada telinga Tuhan, agar kelak kau selalu bermekar dalam kebaikan dan kebahagiaan

sepertinya, ada yang berubah kau tak lagi hangat. apakah nyala api didadamu mulai padam? kapan waktu aku lengah dan ada yang mengisi kekosongan. aku menerka, isi kepala. kau ingin ku dekat, kau berikan rentang jarak, ada yang akan tersampaikan, Tapi tak juga bersuara. ada bom dalam diriku, kau yang membuatnya meledak.

sekarang, aku belajar darimu. bahwa ditenggelamkan saat badai datang, lebih menyulitkan arahku ke tepian. aku sebuah perahu, yang dilobangi satu persatu. tenggelam lalu ditinggalkan.



Comments

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)