Lentera


Lentera semalam mulai padam, di serang godam habis-habisan. Aku hanya bisa menantikannya kembali terang. Aku tersedu, menunggu cahaya datang dari seberang. Menolongku yang sedang berjalan spontan. Menaikinya satu persatu kehampaan. dengan jubah ketiadaan. ditemani kesunyian.

Lentera sengaja tenggelam, aku pun sebentar lagi. Apakah akan ada nestapa setelah ini? Ataukah datang pedusi yang kembali menenangkan? Kemudian kembali ditelantarkan. Aku pun juga ingin disenangkan. Aku juga ingin di ingatkan. Satu pun sama sekali enggan. Untukmu yang berjubah api; tetap hangat, meski air mulai datang dari matamu sendiri.

Lenteraku sengaja terbang, ke hilir jauh dari mata. Tidak peduli, tidak lupa, tidak kembali --- pulang. Lantas pada siapa aku kembali? Jika tidak pada matanya yang pandai menenggelamkan. Penuh dengan cerita hidupku. Susah payah aku membuatnya. Jangan kau ubah, kau tidak sepantas itu. Aku ingin membahagiakan, sebagian besar yang menghidupiku hingga saat ini. Namun, satu hal yang tersulit. Aku berjalan sendiri, tanpa apresiasi. Merajut masaku dengan tangan ini. Melihat mimpiku dengan sebagian mataku. Aku tidak akan berhenti. sampai kakiku patah sendiri. dan tanganku menjauh tanpa henti. Hingga tiba di kemudian hari, kau melihat aku yang bukan aku. Tapi tetap pada diriku, aku yang pandai bermimpi. yang pandai berharap dan berkhayal. Mencapai pada titik tertinggiku, sebab aku sudah melewatinya satu persatu. Menantikan masa dimana aku bisa menyenangkan, menenangkan. dan kau pun turut bangga atas pencapaianku. Kau mengapresiasi sendiri tanpa ku minta. Berucap selamat dan tersadar. Bahwa hidup ialah kejutan, tetap pada dirimu. Aku tak seburuk itu.

Fajar pun turut serta merayakan, lentera ikut senang. Dan juga aku, merubah separuhku. Menjadi yang bukan diriku. Tapi itu yang kau mau, menelan sisa-sisa sedih itu. Aku telah menjadi apa yang kau mau, selamat sadar. Tanganku bergetar, dadaku berdegup. Sampai kapan kau takut? Apa sampai hidupmu dipenuhi ketakutan yang berujung maut? Selamat hidup.

Bekasi, tepat tengah malam
di sebuah beludru coklat kusam.

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)