Lelaki Kinja


Sedadu itu mulai menampak-kan diri, dari titik paling palung sebuah kehidupan. Menjadi sama dengan. Dahulu sering menembaki dirinya dengan senapan tunggal, kini menembaki satu dari sekian penjanggal. Menikmati proses perjalanan yang melelahkan, hingga pada satu tujuan. Memperbaiki diri hari demi hari. Jam demi jam. Terus membaik. Sampai pada penyembuhan. Ia berpulang. Menempati tempat terbaiknya lebih dulu, tak disangka. Nyawanya terperangkap oleh dunia. Fana, Bajingan, Tak indah, Bangsat. Babi. Mengikuti siasat bumi, Menjalankan alur maya. Hingga dirinya terpecah sebelah, membagi sebagian isi kepala dengan hakikat. Ia tak pergi, hanya saja terlalu menjadikan dirinya mesin pembalut lelah. Mementingkan bahwa hidup harus terpandang. dan banyak uang. Itu tidak terlalu penting. It's not important.

Akulah lelaki kinja itu, mencoba melompat-lompat ke tebing tertinggi. Selalu tidak paling tinggi, hanya berada di dekat atas dan didekat bawah. Dunia dan hidup mengajarkan bahwa mati tidak akan dua kali, dan hidup pun jua. Lalu untuk apa membesarkan kepala. tanpa mengisi kepala. Sesuatu yang membuatku berfikir. Bahwa bahagia bukan tentang apa yang kita punya, tapi apa yang kita usahakan. Suatu kejadian yang terbentuk atau terjadi karena sebuah upaya dua bahkan lebih orang insan akan benar-benar terjadi. Akulah lelaki kinja, menjadikan dunia sebagai poros kepala. dan kamu sebagai poros semesta. Aku tidak akan salah, dan tidak akan kalah. Sampai mataku tertutup dengan tanganku sendiri. dan tidak bisa melihat kehidupan lagi.

Akulah lelaki kinja, berlari, berjalan, menempati turun naik bumi. Merasakan kepahitan dan kesenangan secara bersamaan. Aku terus mencoba, sampai aku tiba di titik terakhirku. Dimana aku tak bisa bernapas, tak bisa menghirup udara bebas. Menutup sebelah hidungku dengan lelahku. dan pergi meninggalkan dunia sama sekali. Sebenarnya aku tidak pernah pergi, aku ada disana. dimana pun kau mau. ada aku. Menjaga setiapmu. Melindungi sebagianmu.

Saat cemas datang memeras,
Aku tidak merasa puas.
Hidup dan mati seimbang.
Aku tidak akan tumbang.

Menuju fajar pagi 03:38
di atas ubin dingin

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)