Lelaki Berpergian


Sayu dimatanya membuatku membasuh muka berulang kali. Suara klakson tengah jalan tak membuat lelahnya terkesampingkan. Sepi dan luka terus menemani setiap tapaknya. Membakar arloji yang berjalan satu arah. Menafikan setiap embus napas menjadi isak tangis kepergian. ia tak pernah merasa sendiri, selalu ada teman baik pada setiap langkah. Aku belajar dari lelaki itu. Memendam segala kepedihan sendirian. Menahan segala keraguan seorang. Berjalan dan terus berjalan. Memandangi setiap hamparan dengan ketelitian. Aku diam. Merubah isi pikiran.

"Setiap orang akan mati, setiap orang akan pergi. Apa yang kamu pelajari dari keduanya?." Aku bertanya.

"Mati adalah pasti, pergi dan berpergian dua kata yang berlawanan. Tak usah di pikirkan. Jalankan, semua sudah di atur Tuhan." Jawab lelaki itu.

Pada setiap perkataan yang terlontar aku simpulkan. Sesungguhnya, hidup bukan sekadar mencapai pencapaian. Namun, walaupun perlu perencanaan. Hidup tidak perlu terlalu senang, perlu sedih sesekali. Agar tahu makna hidup. dan bagaimana cara menghidupi. Aku perlu pergi, meninggalkan dunia dan seisinya. Menjawab setiap pertanyaan dan pernyataan yang membutuhkan jawaban. Bertemu dengan Tuhan, dan menanyakan. Untuk apa menghidupi jika akhirnya mati jua.

"Untuk apa menyenangkan, menyedihkan, menyusahkan, menderitakan, menghancurkan.?"

Dan sejuta pertanyaan lainnya.


Comments

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)