Kota yang selalu hujan

Langkah pergi seorang lelaki terdengar dengan gemercik hujan yang hanya turun pada kepalanya. Terlihat lelaki begitu kehujanan, tak ingin melihat kemarau lagi. Berteduh pada ujung takdir bahwa rindu dan kehilangan adalah gambaran kejadian masa silam. Suara kepergian yang sama samarnya. Nyaru dengan deras hujan pada balik mata lebam Lingkar kelopak hitam yang tak bisa disembunyikan, tiap harinya untuk berpikir akan bagaimana kehidupan kedepan. Menata ulang, memastikan takdir yang seringkali mencipta kehampaan kosong, merapihkan gudang pelataran agar kembali tumbuh dengan banyak buah buahan, bermuara pada dermaga tak berujung. Sepi ini hanya untuk lelaki itu Dengan segala tuntutan yang tidak punya kepastian, bahwa berakhirnya hidup akan terjadi kapan? Arah ini sudah semakin tak beraturan. Biarkan aku menjadi diriku yang dulu, yang penuh bebas. Katanya, kita semakin menerka beberapa waktu yang akan terjadi. Semakin rindu pada apa yang sudah hilang, semakin menyiksa. Lelaki pun...