Quotes Bukan Pasar Malam karya Pramoedya Ananta Toer (Book Review)

Source of Google Images

Tak heran jika mendengar nama Pramoedya Ananta Toer. Seorang bangsawan, seorang panutan, seorang pembawa perubahan. Sudah banyak karya yang beliau tuangkan. dan tak sedikit yang mencuri hati para pembaca nan rupawan. Hari ini aku memakan habis buku ini hingga ampasnya. didalamnya aku menangkap satu dari sebagian keresahan yang di alami beliau. Betapa rapuhnya ketika menelaah kata demi kata yang dituangkan pada setiap gagasan paragrafnya. Aku serasa masuk ke dalam cerita bapak Pram.

"Ya, mengapa kita ini harus mati seorang diri? Lahir seorang diri pula? Dan mengapa kita ini harus hidup di satu dunia yang banyak manusianya? Dan kalau kita sudah bisa mencintai seorang manusia, dan orang itu pun mencintai kita..., mengapa kemudian kita harus bercerai-berai dalam maut. Seorang. Seorang. Seorang. Dan seorang lagi lahir. Seorang lagi. Seorang lagi. Mengapa orang ini tak ramai-ramai lahir dan ramai-ramai mati? Aku ingin dunia ini seperti Pasarmalam." (Pramoedya Ananta Toer, Bukan Pasarmalam, Jakarta: Lentera Dipantara, 2007, hlm. 95)

Setelah membaca paragraf diatas, seperti tercengang kemudian terpaku. Begitu liarnya pemikiran bapak Pram sehingga kata Pasar Malam mampu menjadi topik bahasan. Apa yang kamu tangkap dari paragraf diatas? Selain mati ditikam kata-kata? Kita sengaja diciptakan oleh Tuhan seorang diri, dan matipun sendiri. Namun adakah yang lebih tampak berarti selain menunggu mati? Karena kita diajarkan mengerti, hidup tak sekadar menanti mati.

Entah apa yang membuatku jatuh cinta dengan bapak Pram, Diksi yang digunakan bapak Pram sungguh sangat amat apikkkkk, mungkin itu ciri khas darinya. Apa yang mampu membuat kita besar? Apa yang membuat kita terlihat kecil? Apakah yang besar selalu bisa memenangkan hatinya? dan Apakah yang kecil selalu tidak bisa memenangkan hal besar? Itukah yang membuatmu selalu ingin terlihat besar?  dengan cara mengabaikan segala ancam-ancaman untuk hal kecil dan melupakannya? Tak usah besar kepala untuk hal itu. Ini kopiku, mari berlabuh. Salam sehat, salam senyum. Wassalamualaikum.

"Dan di dunia ini, manusia bukan berduyun-duyun lahir di dunia dan berduyun-duyun pula kembali pulang... seperti dunia dalam pasarmalam. Seorang-seorang mereka datang... dan pergi. Dan yang belum pergi dengan cemas-cemas menunggu saat nyawanya terbang entah ke mana"
-Pramoedya Ananta Toer

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)