Aku dan Sepasang Lelah


Aku,
Tak pernah takut kehilanganmu. Aku takut kehilangan diriku. Yang sudah ada pada dirimu. Aku, tak pernah berhenti berlari. Kau tak pernah berhenti menjauh. Aku tidak pernah berhenti berjuang. Kau tidak pernah berhenti menghindariku. Sepasang lelahku sudah mengepakan sayapnya. Menanti sayap-sayap selanjutnya, sampai akhirnya aku tersadar. Bahwa lelahku juga punya batas. Kehilangan mengajariku berbagai cara untuk terbang. Kehilangan menyadarkanku akan satu hal, ada yang pantas aku kejar. Bukan kamu, bukan siapapun. Bukan apapun yang menentang. Namun, suatu kebahagiaan.

Temani aku,
saat-saatku berjuang, dan bila semua terasa sudah nyata. Peluk aku lebih lama lagi. Biarkan perasaanku nyaru dengan udara. Pernah aku berfikir untuk berhenti. Hatiku menolak, hati tak selamanya harus di atur oleh otak. Aku hindari segala ingin yang tak perlu, bila kau merindukanku. Datanglah di tempat dimana aku tak bisa kemana-mana. di ruang waktu yang memenjaraiku hebat. Kau tak perlu melawan sepimu, yang kau perlu mengerti. Jangan tunggu hilang, jangan tunggu terbang, jangan tunggu datang. Sampai kau merasakan kehilangan.

Kelak aku,
menjadi sajak paling sederhana, yang tak pernah habis kau baca, di hari-harimu bersamanya. Aku benci waktu, membawamu jauh dari kamu yang bukan kamu. Kamu yang tak mempedulikan aku. Tidak mungkin menyenangkan segala pihak. Hati perlu ber-inkarnasi, menjadi sesuatu yang tahan banting, sesuatu yang tak bisa terlupakan. Aku akan mati, dan kau pun sama. Bukankah setiap kesalahan akan lebih menyenangkan jika dirayakan bersama?

Hingga aku,
Bermimpi membunuh mimpiku. Sebab, yang aku tuju sudah menuju titik terjauh. Kita adalah cemas yang tak bisa di mulai lagi dari awal. Percayalah, setiap saat ada lirih doa yang aku sandarkan pada illahi, memohonkan agar senyummu selalu tergambar. dan keselamatanmu selalu terjaga. Agar kebahagiaanmu, selalu utuh.

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)