Dia adalah Dilanku Tahun 1990 (Review)



Buku karya Ayah Pidi Baiq ini mampu membuat seluruh remaja-remaja khususnya di indonesia ya, bukan di vietnam. berlomba-lomba ingin menjadi Dilan. Pemeran utama yang ada didalam buku. Dengan sesosok wanita yang digandrungi ini menjadi pacar Dilan, yaitu; Milea. Ayah Pidi panggilan akrabnya ini, mengemas sebuah cerita yang sangat menarik dan tentu selalu susah ditebak. Ayah Pidi pun juga pendiri The Panas Dalam. Saya belum pernah melihat Ayah Pidi, hanya bisa melihatnya aktif di media sosialnya. Ingin sekali saya bertemu dengan Ayah. Tapi apa daya, saya bukan anaknya. Engga engga. kita hanya berjarak dan bentangan kilometer selalu menjadi penghalang. Saya pernah membaca buku itu dan hati saya langsung bergetar ingin menjadi Dilan. Tapi apa daya, Saya tidak bisa menjadi Dilan. Dilan dibuku itu adalah sesosok Pria yang sangat romantis dengan imajinasi-imajinasi yang selalu membuat wanita luluh, lunglai, lungsai, lungset, bahkan nyungsep. Milea berhasil dibuat jatuh cinta berkali-kali olehnya. Semudah itu kau melupakan, sesakit itu kau merasakan. 

"Rindu itu berat." kata dilan.
Kalimat itu membuat kita berfikir beribu-ribu kali. Bahkan bermilyar kali. Jika rindu itu seberat kontainer maupun tronton, apakah pertemuan adalah supirnya? Didalam buku ini banyak kejadian yang mungkin tak bisa di duga tanpa perkiraan. Seperti halnya rindu. Datang tiba-tiba tanpa aba-aba.
Saya mengganti cover buku Dilan dengan foto saya, dan mengganti motornya dengan motor saya. Karena apa? karna saya ingin seperti Dilan. kenapa malah jadi Dilan-da kesedihan gitu ya. Mungkin saya tidak bisa. Atau mungkin saya bisa. Kita harus menghapus segala ketidak mungkinan, menjadi benar-benar terjadi. Sebab rindu dan jarak adalah berat. Kita harus menghargai sebuah pertemuan. 

"Jangan bilang ke aku ada yang menyakitimu. Nanti besoknya, orang itu akan hilang." Kata Dilan.
Maksud Dilan disini adalah Dilan akan menyuliknya dimutilasi dan dibuang di Sungai Nil. Begitulah kira-kira. Sebenarnya ini buka review, ini lebih kepada mencari sudut pandang sebuah novel dan mematahkannya jauh ke dasar jurang. Sebenarnya tidak ada buku yang jelek, yang jelek adalah kita yang tidak membacanya. Buku adalah gudang ilmu, bukan gudang garam. Karna itu adalah Rokok. Sejauh apapun kamu mencari kesalahan seseorang, sejauh itu juga kamu diam-diam suka orang itu. Sejauh apapun kamu berlari menuju ke muara, sejauh itu juga kamu diam di angkara.
Sedekat apapun orang yang percaya kepadamu, jangan pernah dibohongi. Karena yang harus kamu tahu. Sulit mempercayai seseorang yang pernah membohongi. Sama halnya seperti membalik telapak tangan. Terlihat mudah, namun jika tidak punya akan terasa sulit. Maka dari itu, lebih baik tangan di atas daripada tangan di merauke. Karena Jauh. Susah dong. Terima Kasih. Hangat tawamu membuatku lugu, Dingin sifatmu membuatku beku, Panas tanganmu membuatku melepuh, Hingga salju matamu membuatku meleleh. Terimakasih Lagi.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)