Banyak yang datang dan pergi sesuka hati, dari situ kita belajar mari berhati-hati. Pada setiap hati yang kau pilih, ada yang bersiul rilih. Melihatmu dari kejauhan, padahal kau sedang bersentuhan. Kadang seperti tuhan, kadang seperti hewan. Menangisi yang sudah hilang. Padahal kau sudah berjanji akan datang, setelah petang. Janji adalah hutang. Bercium dan berpelukan dibawah bintang. Aku hanya diam, mencarimu dalam malam. Hatiku gelap dan kelam. Mungkin sakitnya terlalu dalam. Mari bersulam, menertawai yang memilih hilang. Bukan aku, tetapi engkau. Hilang akankah datang? Hari yang tak begitu sepi, juga tak seramai pasar malam. Yang kecanduan akan kembang gula dan komedi putar. Aku kesasar, ditengah kerumunan orang yang juga kesasar. Mungkin ada yang tahu jalan pulang, mungkin ada yang memilih menetap, padahal mata tak sanggup betatap. Diatas atap yang ditaburi jerami, aku melihatmu memeluk seerat tsunami menghempaskan ombak. Ditengah jalan yang kuanggap sudah pernah ku le...