Kesedihan begitu bahagia



Banyak yang datang dan pergi sesuka hati, dari situ kita belajar mari berhati-hati. Pada setiap hati yang kau pilih, ada yang bersiul rilih. Melihatmu dari kejauhan, padahal kau sedang bersentuhan. Kadang seperti tuhan, kadang seperti hewan. Menangisi yang sudah hilang. Padahal kau sudah berjanji akan datang, setelah petang. Janji adalah hutang. Bercium dan berpelukan dibawah bintang. Aku hanya diam, mencarimu dalam malam. Hatiku gelap dan kelam. Mungkin sakitnya terlalu dalam. Mari bersulam, menertawai yang memilih hilang. Bukan aku, tetapi engkau.

Hilang akankah datang?

Hari yang tak begitu sepi, juga tak seramai pasar malam. Yang kecanduan akan kembang gula dan komedi putar. Aku kesasar, ditengah kerumunan orang yang juga kesasar. Mungkin ada yang tahu jalan pulang, mungkin ada yang memilih menetap, padahal mata tak sanggup betatap. Diatas atap yang ditaburi jerami, aku melihatmu memeluk seerat tsunami menghempaskan ombak. Ditengah jalan yang kuanggap sudah pernah ku lewati, ada hati yang tiba-tiba terhenti seakan ingin mati. Aku harus melanjutkan atau memilih mundur? Seperti daun-daun gugur, seperti para pahlawan yang melawan relawan yang berada diatas awan menembak dari atas sembari makan bakwan. 

Yang datang akankah kembali hilang?

Datang akan pergi, lewat kan berlalu, ada dan tiada, bertemu akan berpisah. Seperti lagu sedih yang sering kuputar berulang kali sampai kepala miring diatas piring sambil giting. Seperti itu kata anak reggae. Mereka tertawa karna senang, padahal hatinya sedang patah. Tapi ia hebat menutupi dengan sebuah lagu lugu yang mungkin bisa membuat melayang dan melupakan semua fikiran. Aku ingin kuat seperti mereka.

Yang datang lalu pergi, hanya datang untuk menguji.

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)