Bukan hipotesis

Masa lalu yang kelam, ku tenggelamkan jauh ke dasar. Mungkin sekarang hatiku tak seramai pasar, Hatiku dibuat tersasar. Olehnya. Kebahagiaan kini hanya seperti pelangi, melengkung indah diatas kepala orang lain, tanpa terlihat diatas kepala sendiri. aku ingin kamu, jika ada yang lebih dari itu, itu tidak mungkin. Matamu masih saja menjadi lautan yang pandai menenggelamkan-ku. Punggungmu masih saja menjadi sandaran yang pandai menidurkan-ku. Hatiku murung dan kaku, ingin berontak namun tertahan seperti terpaku. Sekarang aku cinta kamu, jika nanti ada kata yang lebih hebat dari itu, akan ku ubah. Biarkan rindu menjadi jubah yang berbalut doa, menjadi rebah yang kekal dan tak bisa diubah, Kamu masih saja samar, namun tampak jelas. Terbalut rindu yang memelas, meminta dibalas. Aku masih waras, selagi kamu masih didekapku gemas. Aku tidak akan pernah pergi, sampai pagi mengantarkanmu lagi. Kamu, masih saja membangunkan kantuk-ku, menyeruput kopi, hanya untuk menuliskanmu lagi. Memasuki mimpi, yang isinya kamu lagi. Tidur dan bangun, yang tak pernah sepi. Demi perasaan dan rindu yang tak bisa menepi. Demi sayang taakan bisa diobati. dan Demi apapun kamu melebihi apapun. Aku punya masa lalu, kelam tak menentu. Tapi ada kamu, penyembuhku. Pikirku buntu, hatiku tak menentu.

Inikah jawaban?Atau hanya hipotesis?

Apakah kamu sebuah hipotesis, bukan. Kamu jawaban dari semua analisisku. Kamu jawaban dan rahmat tuhan yang diturunkan kepadaku. Kamu rumah yang menjadi tempat tinggalku. Jika aku rindu, aku bisa pulang. Atau bahkan menetap dan terkunci dihatimu dalam-dalam. Berjanji terlelap jika malam. saling menjaga ketika berjauhan, dengan doa yang selalu dilontarkan. terbalut rindu dan sayang yang tak terhabiskan. Karena kamu laksana panca indera, ada disegala. selamat malam, wahai permaisuri yang hadir disetiap ku kelam. Sekian.

Comments

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)