Menatap atau Menetap?

Sudah terbukti tentang sebuah kata yaitu kehilangan. Aku benar-benar kehilangan setengah dariku. Sekarang aku hanya sebuah ban yang bocor, lagu tak bernada, hujan tanpa reda, rumah tanpa atap, batu yang tercecer, langit tanpa awan. Dan hidup tetapi mati.

Kamu hanya ingin menatap atau sekedar ingin menetap?

Meratapi semua yang kau beri, membayangkan sesuatu keajaiban yang akan terjadi dikemudian hari. Mencari-cari rindu yang tercecer disebuah hati yang sudah frustasi. Akibat sikap darinya yang membuatku tak ingin mencintainya kembali. Aku hanya mecintai sebaik-baiknya, tetapi malah kau beri luka seburuk-buruknya. Terima kasih pernah datang, lalu pergi.

Terakhir, Menatap atau menetap?

Jika hanya menatap, kau hanya sebaik-baiknya mencintai dalam diam. Jika menetap, kau hanya sebaik-baiknya menjaga hati kekasihmu. Aku pernah ingin mati, setelah cintamu kepadaku berhenti. Aku pernah ingin terbang, setelah cintamu kepadaku kau balas kebahagiaan.

Menetaplah, pada orang yang tepat. Tetapi jangan hanya menatap, kamu akan menyesal jika ia yang kamu cintai membangun atap.



Comments

Popular posts from this blog

Quotes Konspirasi Alam Semesta (Book Review)

Quotes Tapak Jejak Fiersa Besari (Book Review)

Quotes Kami Bukan Sarjana Kertas (Book Review)